Skenario Megawati Bisa Bikin Gempar Dunia, Prabowo Mati Kutu

30 November 2020 08:45

GenPI.co - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun turut menyoroti polemik calon presiden (capres) 2024 yang akan datang. 

Meski masih lama, menurutnya hanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang saat ini bisa dengan santai mencalonkan capres-nya.

BACA JUGA: Gubernur Lemhannas: Harus Ada yang Berani Lawan Habib Rizieq

"Memang saat ini yang paling ongkang-ongkang kaki adalah PDIP. Jika presidential threshold tetap dipertahankan 20 persen kursi atau 25 persen suara anggota DPR," tegas Refly Harun, Kamis (26/11).

Kursi kedua terbanyak dimiliki oleh Golkar, tetapi tidak sampai 20 persen, lalu ada Gerindra, NasDem, PKB, Demokrat, PKS, PAN, dan PPP.

"Tapi kalau basisnya suara kan 25 persen, pasti orang lebih memilih kalau basisnya kursi yang 20 persen lebih kecil, sementara partai lainnya harus berkoalisi," jelas Refly.

BACA JUGA: Omongan Gatot Nurmantyo Mencengangkan, Bongkar Calon Kapolri

"Hanya memang Gerindra cukup ambil satu teman koalisi, Golkar cukup ambil satu teman koalisi maka akan terjadi 3 calon, kalau 3 besar ini mencalonkan calon presiden yang berbeda," tambahnya.

Dalam kanal YouTube-nya, Refly pun menyoroti dua calon besar PDIP yaitu Ganjar Pranowo dan Puan Maharani. Sebab, Gubernur Jawa Tengah tersebut tidak punya kendaraan politik yang pasti.

BACA JUGA: Ngeri! Fakta Jokowi di Balik Aksi TNI Copot Baliho Habib Rizieq

"Semuanya kan punya kendaraan politik, yang membedakan adalah kalau Gerindra sudah pasti Prabowo, tapi PDIP belum tentu Ganjar Pranowo," ujar Refly.

"Tergantung bagaimana posisi terakhir PDIP dan Ganjar, apakah Ganjar masih pantas menjadi Capres nanti apakah beliau harus mengalah dengan Puan misalnya," tambahnya.

Refly pun memprediksi skenario Megawati tidak memajukan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden, tetapi memasangkan Puan Maharani dengan Prabowo Subianto. 

Sebab, kedua partai tersebut memiliki pemikiran yang sejenis dan memang cocok jika Puan dan Prabowo dipasangkan.

"Sama-sama kiri luar, sama-sama partai nasionalis yang tidak pro pasar, yang cenderung nasionalistik, jadi kerja sama itu sudah terjalin di tahun 2009," ungkap Refly.

"Sesungguhnya sekarang mereka bersatu dalam kabinet, jadi tidak ada konflik ideologis antara Gerindra dan PDIP sesungguhnya," katanya.

Namun menurut Refly, apabila Ganjar memiliki elektabilitas tertinggi, mungkin saja ia akan didukung oleh PDIP untuk berhadapan lagi dengan Prabowo.

"Kalau nanti Ganjar ternyata elektabilitasnya seperti Presiden Jokowi kemarin nomor 1, mungkin saja Megawati akhirnya mengalah dan menyerah membiarkan Ganjar menjadi calon presiden dan bisa jadi berhadapan dengan Prabowo lagi," ujarnya.

Refly kembali menegaskan bahwa PDIP telah aman untuk urusan mencalonkan presiden hanya memang untuk saat ini yang menjadi persoalannya siapa yang akan Megawati pilih, Ganjar atau Puan?(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co