GenPI.co - Amarah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto membuncah terhadap ulah Menteri Kelautan dan Perikanan non-aktif Edhy Prabowo.
Kekecewaan mendalam Menteri Pertahanan itu, diungkapkan oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Sujono Djojohadikusumo yang merupakan adik kandung Prabowo Subianto.
BACA JUGA: Nasib 4 Shio Bakal Kaya Mendadak Akhir Tahun
Pernyataan tersebut dipaparkan Hashim dalam keterangan pers di Jet Ski Cafe, Pluit, Jakarta Utara, Jumat (4/12).
Menurut Hashim, Prabowo sangat marah, kecewa, dan juga dikhianati atas tindakan Edhy.
Hashim lantas menirukan kata-kata Prabowo mengomentari tindakan Edhy dalam bahasa Inggris.
BACA JUGA: Habib Rizieq Berani Bongkar Ini, Istana Kalang Kabut
"I take him up from the gutter and this is what he does to me," demikian kata-kata Prabowo.
Jika diterjemahkan secara bebas, kata-kata itu berarti Prabowo sangat kecewa dengan 'anak' yang dia angkat dari 'selokan' 25 tahun silam.
Sebelumnya, KPK menetapkan Edhy sebagai tersangka dalam dugaan penerimaan hadiah terkait perizinan tambak dan usaha perikanan dan perairan sejenis lainnya tahun 2020.
"Dengan gelar perkara adanya tindakan penerima hadiah dari tambak dan perikanan dan sejenis lainnya tahun 2020 menetapkan 7 orang tersangka," ujar Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango, Rabu (25/11).
Setelah penetapan itu, Edhy lantas mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya di DPP Partai Gerindra dan juga menteri KKP. Di DPP Gerindra, Edhy menjabat sebagai wakil ketua umum bidang ekonomi dan lingkungan.
Sementara itu, menurut tokoh nasional Ridwan Saidi, bahwa tertangkapnya Edhy Prabowo merupakan puncak dari kehancuran sistem kepartaian.
"Menurut saya, ini puncak dari kehancuran sistem kepartaian. Karena hampir rata partai-partai yang mempunyai kursi di DPR itu terlibat dalam korupsi," tegas Ridwan Saidi.
Melihat banyaknya para pejabat di pemerintahan yang terlibat kasus korupsi, bahkan sampai melibatkan keluarganya, Ridwan Saidi lantas mengusulkan agar partai politik cukup dilibatkan di parlemen saja.
Sementara jabatan di dalam pemerintahan cukup diisi oleh orang-orang ahli di bidangnya, bukan dari partai politik.
"Jadi menurut saya, sistem politik kita, partai di parlemen saja, tidak usah di pemerintahan, biar di kabinet itu orang-orang ahli atau zaken kabinet.
Bentuklah pemerintahan tanpa partai politik, itu jalan keluar terbaik bagi kita untuk menyelamatkan keuangan negara," kata Ridwan Saidi.
Ridwan Saidi menjelaskan, zaken kabinet adalah suatu kabinet yang jajaran menterinya berasal dari kalangan ahli dan bukan representasi dari suatu partai politik tertentu, yang berlangsung pada tahun 1950-1959.
Khusus untuk Prabowo, Ridwan Saidi mengaku sangat kecewa. Pasalnya, Prabowo dinilai meninggalkan para pendukung setianya.
Ridwan Saidi juga mengaku enggan memberi maaf untuk Menteri Pertahanan Prabowo yang dianggap lebih memilih Jokowi ketimbang para pendukungnya.
"Saya nggak ada persedian maaf buat dia (Prabowo), yang lebih gede dan yang lebih besar itu dia tinggalkan, puluhan juta pemilih di Lebak Bulus, kok enggak minta maaf?" kata Ridwan Saidi.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News