Ngeri! Mantan Petinggi BIN Bongkar Ini, Polisi Makin Tersudut

10 Desember 2020 03:40

GenPI.co - Bentrokan yang menewaskan enam anggota Front Pembela Islam (FPI) memantik respons mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) As'ad Said Ali. 

As'ad pun mengalisa latar belakang insiden penembakan terhadap enam anggota laskar FPI karena polisi sedang menguntit Imam Besar Habib Rizieq Shihab.

BACA JUGA: Strategi FPI Bongkar Fakta Ini Top, Polri Makin Tersudut

Ia menerangkan bahwa sebelumnya polisi melakukan penguntitan karena mendapat informasi akan ada pengerahan massa saat Habib Rizieq diperiksa di Polda Metro Jaya. 

Aksi mematai-matai tersebut sempat dihalangi oleh para pengawalnya hingga berujung tembakan yang menewaskan 6 jiwa.

"Terjadinya aksi kekerasan antara beberapa anggota Polri dengan FPI di Karawang, mengusik saya untuk berbagi ilmu tentang "penguntitan"," tegas As'ad dalam akun Facebooknya, Selasa (8/12).

BACA JUGA: Strategi Istana Sangat Mengejutkan, Bikin Habib Rizieq Mati Kutu

"Istilah yang lazim dalam dunia intelijen adalah "penjejakan fisik" atau "physical surveillance". Tujuannya adalah untuk mengetahui keberadaan lawan," tambahnya.

Menurutnya aksi memata-matai bisa dibatalkan jika orang yang diikuti mencurigainya. 

Ia pun mengatakan bahwa saat itu bisa saja pihak polisi berpura-pura tidak tahu dengan alasan kesalahpahamanan.

"Kalau dengan mobil, minimal yang digunakan dua kali lipat dari jumlah mobil yang diikuti. Kalau lawan curiga, penjejak bisa membatalkan misinya atau menekan lawan untuk menghentikan mobil," ungkap As'ad.

"Tetapi tetap berpura pura tidak menjejaki yang bersangkutan, misalnya mengatakan ada kesalahpahamanan," imbuhnya.

Dalam aksi penguntitan itu, menurut As'ad seharusnya tidak ada aksi kekerasan. 
Akan tetapi, bila ada seseorang yang terbunuh, maka motifnya bisa jadi bukan sekadar menguntit lawan.

"Kalau sampai terjadi aksi kekerasan apalagi pembunuhan, maka misinya bukan surveillance, tetapi ada misi lain atau kecerobohan petugas. Wallahualam," Jelas As'ad.

As'ad juga menegaskan bahwa negara telah membentuk tim pencari fakta dan diharapkan bisa menjelaskan apa yang terjadi demi kebenaran. Ia pun mengimbau masyarakat agar tidak ikut terlibat.

"Semoga tim bisa menjelaskan apa yang terjadi demi kebenaran. Rakyat enggak usah ikut-ikutan, jaga diri dari ancaman covid-19," ujarnya.

Diketahui, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah membentuk tim pemantauan dan penyelidikan kasus penembakan anggota Front Pembela Islam (FPI).

"Tim juga sedang mendalami informasi dan mengumpulkan fakta-fakta dari pihak langsung. Termasuk, menggali keterangan dari FPI secara langsung yang saat ini sedang berlangsung," tulis Komnas HAM lewat akun Twitter, @KomnasHAM, Selasa (8/12).(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan Reporter: Panji
FPI   BIN   Polisi   Habib Rizieq   Rizieq Shihab   HRS   Jokowi   Kapolri   Idham Azis   Mahfud MD  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co