Skenario Ini Bikin FPI Porak-Poranda, Kapolda Metro Jaya Bahaya

14 Desember 2020 06:15

GenPI.co - Ahli hukum tata negara Refly Harun mempertanyakan sosok preman yang disebutkan oleh Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran. 

Walaupun tidak disebutkan siapa dan dari mana kelompok tersebut berasal, namun Refly merasa bahwa label tersebut diarahkan kepada Front Pembela Islam (FPI).

BACA JUGA: Polisi Bongkar Nyali Habib Rizieq, Mengejutkan!

"Memang kalau kita lihat berita ini tidak menyebut FPI. Akan tetapi kita tidak bisa bohong bahwa ini diarahkan pada FPI sebenarnya," kata Refly Harun, Sabtu (11/12).

"Kita harus bisa membedakan, premanisme dengan orang yang ingin melakukan syiarnya. Apakah betul FPI itu merampok orang? Memalak orang?" tambahnya.

Dalam kanal YouTube-nya, Refly mengatakan bahwa jika FPI melakukan premanisme memang harus ditindak. Namun, menurutnya tuduhan tersebut zalim jika kenyataannya FPI tidak melakukan hal itu. 

BACA JUGA: Habib Rizieq Ampun-ampunan, Mendadak Kasus Chat Itu Muncul Lagi

Walau begitu, Refly meyakini bahwa ada kelompok preman sungguhan dan harus dibersihkan dari Jakarta.

"Kelompok-kelompok preman yang didasarkan pada persukuan. Mereka tidak jarang saling membunuh dan suka memalak orang, harusnya itu yang dibersihkan," jelas Refly.

"Bukan kelompok seperti FPI yang menurut saya banyak kesalah pahaman, banyak pembusukan terhadap FPI. Harusnya diajak berdialog. Mereka kelompok yang bisa diajak berdialog rasanya," bebernya.

BACA JUGA: Uang Ajaib Turun Akhir Tahun, Zodiak Ini Dapat Rezeki Nomplok

Menurut Refly, FPI bukanlah kelompok yang hidupnya berfoya-foya dan memiliki harta banyak seperti kelompok preman lainnya yang hidup dari setoran. 

Akan tetapi, Refly menganjurkan untuk menindak FPI apabila mereka melakukan hal tersebut. 

Ia juga mengatakan bahwa tidak boleh ada tuduhan kalau tidak ada fakta yang benar-benar bisa dipertanggung jawabkan.

"Sebagai contoh misalnya terjadi perkelahian, premannya terbunuh. Kan mereka tidak sedang melakukan kejahatan apa-apa, mereka tidak dalam status tersangka, mereka bukan teroris," ungkap Refly.

"Tapi mereka hanya menjaga ulamanya. Karena itu, unjustified kalau mereka dibunuh. Kalau mereka kemudian harus mati dan kemudian kita bertepuk tangan, rasanya nalar sehat kita tidak bisa terima," ujarnya.

Melihat kelompok FPI yang terdiri dari orang yang masih belia dan rajin beribadah, Refly pun merasa tidak terima jika FPI disebut sebagai preman. 

Ia pun berharap bahwa tuduhan tersebut tidak benar-benar diarahkan kepada FPI, melainkan preman sungguhan yang di underline oleh Kapolda. 

Walaupun begitu, Refly mengatakan bahwa setiap teks itu tergantung konteksnya.

"Nanti kebenaran akan terkuak, siapa yang sesungguhnya salah dan benar. Kalau Habib Rizieq mengajarkan dan menganjurkan kejahatan, ya kita tentang. Tapi kalau dia mengajarkan dan menganjurkan kebaikan tidak ada salahnya kita membenarkannya," pungkas Refly Harun.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co