Mendadak Jokowi Tidak Mau Disuntik Vaksin Duluan, Ternyata

GenPI.co - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan blak-blakan mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak siap disuntik vaksin duluan. 

Alasannya, Luhut Pandjaitan membeberkan bahwa hal tersebut dinilai melanggar sejumlah aturan.

BACA JUGA: Din Syamsuddin Bongkar Fakta Mengejutkan, Istana Makin Tersudut

"Kalau presiden mau disuntik duluan hari ini juga bisa, tetapi Presiden tidak mau. Nanti dibilang mau Presiden sendiri duluan atau melanggar aturan," kata Luhut, Sabtu (12/12).

Luhut menegaskan bahwa Presiden Jokowi ingin disuntik bersama dengan rakyat nantinya.

"Presiden bilang ‘Saya nanti disuntik ramai-ramai saja dengan rakyat’, jadi kelihatan. Jadi, jangan buruk sangka. Pemerintah memberikan yang terbaik bagi rakyat," bebernya.

BACA JUGA: Pakar Hukum Top Bongkar Fakta Mengejutkan, Jokowi Makin Tersudut

Sementara itu, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun langsung angkat bicara soal hal tersebut dalam video yang diunggah di kanal YouTube pribadinya, Minggu (13/12).

Menurut Refly Harun seorang pemimpin seharusnya dapat memberikan contoh.

"Kalau perkara enak, memang haram pemimpin yang divaksin terlebih dahulu. Tetapi, kalau perkara yang meragukan, ya pemimpinnya harus memberikan contoh," jelasnya.

BACA JUGA: Skenario Ini Bikin FPI Porak-Poranda, Kapolda Metro Jaya Bahaya

Hal tersebut dinilai Refly terjadi, karena ada pihak-pihak yang menganggap bahwa vaksin covid-19 akan menyebabkan penyakit dan sebagainya.

Akademisi ini pun menyayangkan sikap dua orang kepercayaan Jokowi yang mendukung Presiden untuk tidak divaksin duluan.

"Mungkin Luhut tidak mau juga. Tapi, yang jelas, yang sudah tidak mau itu Presiden Jokowi dan Erick Thohir sebagai menteri BUMN," beber Refly.

Menurutnya, jika Presiden disuntik terlebih dahulu dan baik-baik saja, tentu itu akan memunculkan kepercayaan dari masyarakat.

"Rakyat dulu lah alasan mereka, padahal kan cuma satu vaksin untuk mereka. kalau mereka baik-baik saja, berarti kan rakyat akan percaya," tanggap Refly.(*)