GenPI.co - Elektabilitas Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bisa meroket setelah Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno gabung ke dalam Kabinet Indonesia Maju.
Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah. Dia menilai secara politis, masuknya Sandiaga Uno menyusul Prabowo Subianto menguntungkan rival mereka, termasuk AHY.
BACA JUGA: AHY Bisa Moncer di Pilpres 2024, Ini Syaratnya
"bisa jadi AHY mendapat imbas elektabilitas baru," ujar Dedi Kurnia Syah dalam keterangannya, Senin (28/12).
Menurut Dedi, masuknya Prabowo dan Sandi di kabinet Jokowi-Maruf itu setidaknya mengandung dua tafsir politik.
Pertama, Sandiaga terjebak dengan popularitasnya sendiri, peluang karier politiknya menyempit dibanding saat berada di luar pemerintah.
Persis seperti Prabowo yang berangsur kehilangan elektabilitas, bahkan Gerindra di Pilkada 2020 alami kekalahan signifikan.
"Sandiaga tidak belajar bagaimana gelombang protes loyalis pada Prabowo saat menerima ajakan bergabung pemerintah, maka hal semacam itu sangat mungkin tereplikasi ke Sandiaga, potensi ditinggalkan pendukung terbuka," jelasnya.
Kedua, menurut Dedi, masuknya dua rival Jokowi di Pilpres 2019 lalu ke kabinet itu menjadi penanda kemenangan total Presiden Jokowi, sekaligus menggerus kepercayaan Prabowo-Sandiaga di 2024.
"Dengan kondisi itu, AHY berpeluang menggaet simpati publik karena konsistensinya berada di luar pemerintahan. Prabowo atau Sandi jelas makin sulit memupuk kepercayaan," ungkapnya.
BACA JUGA: Polisi Makin Garang, Munarman FPI Terdiam
Bahkan, kata Dedi, AHY bisa saja membangun tren peningkatan elektabilitas, sementara Prabowo-Sandi menghadapi penurunan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News