GenPI.co - Akademisi Rocky Gerung merespons Front Pembela Islam (FPI) yang telah berganti nama menjadi Front Persatuan Islam.
Rocky Gerung juga menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, Dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD yang memperbolehkan FPI beraktivitas kembali.
BACA JUGA: Kritik Politikus Top Ini Mengguncang Jiwa, Mahfud MD Tak Berkutik
"Boleh, bahkan kalau namanya enggak diganti pun enggak ada soal kan. Karena dia cuma pindah lokasi. Dari lokasi bumi ke lokasi awan. Jadi dia beroperasi di iClouds sebenarnya itu," kata Rocky Gerung, Kamis (31/12).
Dalam kanal YouTube-nya, ia mengatakan bahwa teknologi masa kini sudah bisa mewadahi siapapun untuk membuat serikat atau organisasi lewat online. Akan tetapi, Istana tetap memakai hukum yang berbasis kolonial.
"Itu yang saya sebut berkali-kali kedunguan Istana, Istana ngomong terus tentang 4.0 teknologi. Dia pakai hukum yang masih berbasis kepada konvensi-konvensi di politik. Kan orang bisa bikin organisasi digital tuh," kata Rocky.
BACA JUGA: Calon Kapolri: Jenderal Top Murah Senyum Jadi Pilihan Jokowi
Menurutnya, FPI telah bermetamorfosis dan menggunakan teknologi untuk tetap membangun kelompok. Sedangkan, kekuasaan masih saja memberangus kebebasan berserikat.
"Seperti FPI membuat FPI digital, kan itu menggunakan 4.0 teknologi. Justru, kekuasaan masih pakai hukum yang masih kolonial. Memberangus kebebasan berserikat, dia enggak ngerti bahwa bumi ini sudah berubah lokasinya dari tanah ke langit," bebernya.
Menurut Rocky, jika Menko Polhukam Mahfud MD masih memakai hukum kolonial untuk menghalangi orang-orang dalam berserikat, maka sama dengan Istana mengalami kemunduran di era teknologi zaman sekarang.
"Mahfud MD ya terpaksa mesti bilang begitu, kalau enggak dia disebut dungu juga kalau tetap memakai hukum kolonial untuk menghalangi orang bikin organisasi di langit. Karena itu tertinggal lagi hukumnya, konyol, Istana tuh konyol melulu nih, heran gue," pungkas Rocky Gerung.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News