GenPI.co - Penemuan drone bawah laut milik asing di perairan Selayar, Sulawesi Selatan menjadi peringatan keras bagi sistem pertahanan Indonesia.
Pengamat Intelijen dan Keamanan, Stanislaus Riyanta mengatakan, penemuan drone bawah laut itu menjadi pelajaran berharga bagi Kementerian Pertahanan Republik Indonesia yang telah kecolongan.
BACA JUGA: Aksi TNI Disorot, Menhan Prabowo Subianto Menghilang
"Harus ada perbaikan alutsista dan SDM pertahanan Indonesia," jelasnya kepada GenPI.co, Selasa (5/1).
Riyanta menekankan, dengan adanya kejadian ini pemerintah perlu melakukan evaluasi besar-besaran dalam segi alutsista seperti memiliki anti-drone dan kapal selam.
"Minimal memiliki alat deteksi terlebih dahulu agar mengetahui ketika ada benda asing masuk wilayah Indonesia tanpa izin," katanya.
Akan tetapi, terkait dengan penemuan drone bawah laut yang ditemukan beberapa waktu lalu perlu penyidikan lebih lanjut agar bisa memastikan siapa pemiliknya.
"Belum bisa diduga dari mana karena belum ada bukti. Biasa alutsista mata-mata tanpa simbol dari negara mana, malah kadang bisa menyesatkan simbol yang dihadirkan. Tandanya milik negara b padahal punya negara a," paparnya.
Untuk itu, ia harapkan pemerintah harus serius dalam menjaga kedaulatan dan memperkuat alutsista yang memadai dan SDM yang berkualitas.
BACA JUGA: Prabowo Urus Singkong Usai Gagah Bikin Menhan China tak Berdaya
"Tantangan ke depan asimetris, sulit diprediksi akan datang dari mana dan pastinya mengandalkan teknologi tinggi. Jika tidak mampu mengikuti bakal menjadi bulan-bulanan negara lain," tandasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News