GenPI.co - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mendadak melakukan komunikasi dengan Duta Besar Australia Gary Quinlan AO.
Menag Yaqut membicarakan The Australia-Indonesia Muslim Exchange Program (MEP).
BACA JUGA: Strateginya Maut, Menag Yaqut Bakal Panggil Seluruh Ormas Islam
Pertukaran umat Muslim Australia dan Indonesia ini merupakan program rutin yang sudah dilakukan sejak 2002 lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Menag Yaqut berharap agar kuota pertukaran MEP dari Indonesia bisa ditambah.
“Setiap tahunnya ada 10 orang Indonesia dan 5 orang Australia yang mengikuti program MEP. Saya berharap peserta Indonesia bisa ditambah 10 lagi,” ujar Menag Yaqut dalam keterangan pers yang diterima GenPI.co pada Jumat (29/1).
BACA JUGA: Pernyataan Said Aqil Siroj Menggetarkan Jiwa, Gus Yaqut Terdiam
Menag Yaqut menyebut, MEP merupakan program unggulan yang memiliki nilai penting bagi Australia dan Indonesia.
Sebab, program tersebut akan mempertemukan pemimpin agama, masyarakat, pejabat pemerintah, sekolah, LSM, hingga media antardua negara.
Sejak program tersebut berjalan, terhitung sudah ada lebih dari 200 alumni dengan berbagai latar belakang berbeda-beda.
“Australia telah menjadi mitra bagi Indonesia dalam membangun pendidikan Islam,” kata Menag Yaqut.
Gus Yaqut, begitu ia disapa, menjelaskan kerja sama MEP telah menghasilkan 500 Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah dengan memberikan pelatihan bahasa Inggris untuk para guru di sekolah tersebut.
Penekanan pengembangan guru profesional diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di madrasah.
“Terakhir, Australia juga telah mendukung pendirian Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) sejak 2016 lalu,” pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News