GenPI.co - Permintaan kritik ke Presiden Jokowi ditanggapi Rocky Gerung. Menurutnya, kritik itu harus bermutu. Konsekwensinya harus pedas. Harus frontal.
Kalau dianalogikan ke pembelian makanan di warung-warung kaki lima, karetnya dua! Maknanya superpedas.
BACA JUGA: Zodiaknya Cocok Jadi Bos Besar, Mereka Cerdas dan Pekerja Keras
“Kritik itu bukan soal pedas atau tidak pedas. Kritik itu soal bermutu atau tidak bermutu,” ujar Rocky Gerung dalam video wawancara dengan Hersubeno Arif di Youtube.
Baginya, kritik yang bermutu pasti pedas. Itu bisa langsung terlihat inti kritiknya.
BACA JUGA: 3 Zodiak Ketiban Rezeki Nomplok, Uangnya Bakal OMG!
“Kan kita tidak bisa mengkritik dengan eufimisme. Itu pertanda kalau kita ragu-ragu. Kritik itu harus frontal supaya objek yang dikritik menghasilkan pikiran baru,” tambahnya.
Pernyataan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) saat merespons permintaan kritik Presiden Jokowi dinilai tidak keluar dari ruang hampa.
Ada informasi yang mengalir dari istana sehingga keduanya tahu situasi di dalamnya.
BACA JUGA: Ternyata Tiap Weton Punya Kesaktian Masing-masing, Ini Buktinya
“Kan nggak mungkin Pak JK nggak tahu, wong dia puluhan tahun ada di situ. Nggak mungkin Pak SBY bicara kalau nggak dapat info-info dari istana,” kata Rocky.
SBY dan JK, menurut dia, ke luar dari istana sambil meninggalkan kuping. “Jadi tahulah mereka tentang apa yang terjadi di istana,” ucapnya.
BACA JUGA: Weton Bangsawan! Hoki dan Rezekinya Nggak Pernah Sepi
Ia menilai apa yang diungkapkan kedua tokoh tersebut sebenarnya ingin menempatkan kritik pada posisi alaminya.
Menurutnya, kritik tidak bisa dibatasi dengan ukuran memanaskan telinga atau tidak, sopan atau tidak sopan.
“Pada dasarnya makna kritik atau menguraikan. Maka kritik harus disampaikan dengan cara tegas,” jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News