Kontroversi Kritik Demokrasi Mencuat, Pakar Ungkap Hal Serius

20 Februari 2021 09:30

GenPI.co - Pekan lalu hingga hari ini kontroversi tentang kebebasan menyampaikan kritik mengemuka di ruang publik. 

Bahkan ada yang beranggapan seolah selama ini kritik tidak berjalan.

Menanggapi fenomena ini, pengamat politik Emrus Sihombing mengatakan bahwa kritik itu bertujuan menghidupkan "mesin" demokrasi.

BACA JUGACara Jitu Hadapi Kritikan ala Anies Baswedan, Santuy!

Hal itu dilakukan dalam rangka menciptakan kebersamaan (bersama-sana) rakyat dalam semua proses pembangunan di berbagai bidang dan tingkatan.

"Kritik semacam ini didorong oleh niat baik dan murni dari pihak yang menyampaikan untuk tujuan perbaikan terhadap peraturan, kebijakan, keputusan, program dan kinerja dari lembaga negara (pemerintah, DPR dan aparat penegak hukum)," ujar Emrus kepada GenPI.co belum lama ini. 

Namun, Emrus mengingatkan untuk hati-hati, karena kritik juga bisa jadi salah satu bentuk pesan komunikasi politik. 

Kritikan bisa saja mengandung berbagai muatan politis atau agenda politik tertentu, yang boleh jadi bukan untuk perbaikan, tetapi untuk membentuk opini publik semata yang kurang menguntungkan bagi kesejahteraan bersama.

"Untuk itu, masyarakat harus skeptis (tidak mudah percaya) terhadap semua bentuk dan muatan pesan kritik," jelasnya. 

Emrus menambahkan, kritik semacam itu cenderung tidak menawarkan solusi dan sangat politis serta pragmatis. 

Bahkan kemungkinan mereka membenarkan kritiknya dengan menyampaikan pandangan, salah satunya mengatakan bahwa kritik tidak perlu atau selalu disertai solusi. 

Padahal, bisa saja yang bersangkutan tidak mempunyai kompetensi paripurna untuk memberi solusi atau memang sengaja tidak memberi jalan keluar terhadap suatu permasalahan untuk mewujudkan keinginannya. 

"Inilah saya sebut kritik untuk kepentingan politis, bukan untuk perbaikan, apalagi kebersamaan," jelasnya. 

Biasanya, kata Emrus kemasan pesan kritik tersebut mengandung unsur persuasi yang propagandis untuk tujuan mewujudkan kepentingan politik yang pragmatis dari si pemrakarsa kitik itu sendiri. 

BACA JUGARocky Gerung Tegas! Kritik Bermutu Wajib Pedas, Karetnya Dua

Oleh karena itulah, rakyat, masyarakat, publik, dan berbagai pihak harus kritis terhadap kandungan pesan kritik. 

"Dari aspek komunikasi politik, pesan yang terkandung dalam kritik sangat ditentukan oleh si pemrakarsa kritik," tutupnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid Reporter: Andi Ristanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co