GenPI.co - Penangkapan Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuat kaget sejumlah pihak.
Pasalnya, banyak orang yang melihat bahwa Nurdin merupakan tokoh antikorupsi yang akan menjalankan pemerintahan dengan bersih.
BACA JUGA: Kelakuan Nurdin Abdullah Bikin Ujang Komarudin Komentar Begini
Terkait hal itu, akademisi politik Philipus Ngorang menilai bahwa aktor politik tentu ada yang bersih, tapi juga banyak yang kotor.
“Atau mungkin ada yang kelihatan bersih, tapi ternyata tidak,” katanya kepada GenPI.co, Minggu (28/2).
Pengajar di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie itu mengatakan bahwa mencari politisi yang masih bersih merupakan hal yang sulit dilakukan saat ini.
“Ya, kita mengharapkan yang bersih semua. Tapi, kan, susah. Apalagi, kalau dia menjadi pejabat dengan mengeluarkan banyak biaya,” ujarnya.
BACA JUGA: Usai Nurdin Abdullah Ditangkap, Pengamat ini Beber Hal Mengerikan
Jadi, ketika politisi itu sudah memiliki jabatan yang diinginkannya, dia akan menggunakannya untuk mengembalikan biaya-biaya yang sudah digunakannya pada saat kampanye.
“Biaya-biaya politik itu sedapat mungkin harus dikembalikan pada saat dia memegang jabatan,” jelasnya.
Seperti diketahui, Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah terjaring operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Makassar, Sabtu (27/2) dini hari.
Dalam operasi itu, KPK juga menangkap lima orang lainnya, termasuk pengusaha Agung Sucipto yang sudah menjadi langganan Nurdin untuk mengerjakan beberapa proyek selama belasan tahun terakhir.(*)
BACA JUGA: Oh Tidak! SBY dan Elite Demokrat Sudah Beginikan Moeldoko?
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News