GenPI.co - Direktur Global Future Institute Hendrajit mengungkapkan wacana masa jabatan presiden menjadi tiga periode merupakan momentum untuk mengingatkan kembali semangat UUD 45 yang asli.
“Dalam konteks wacana tiga periode sebenarnya kotak pandora untuk kita arahkan bukan amendemen kelima Orde Proklamasi,” kata Hendrajit dalam acara diskusi demokrasi di Parlemen Senayan DPR RI, Kamis (25/3).
BACA JUGA: Kemampuan Berpolitik Jokowi Top, Diam-diam Punya Power Menakutkan
Pengamat geopolitik itu menekankan, keinginan untuk kembali ke UUD 1945 bukan hanya sekadar membangkitkan romantikanya saja.
“Jika kembali ke UUD 1945 yang asli, kecemasan soal rasionalitas dikalahkan suara terbanyak tidak akan terjadi lagi,” imbuhnya.
Dia juga menambahkan kembalinya semangat orde proklamasi, sama saja dengan membangkitkan kembali semangat utusan golongan dan daerah.
“Kecemasan soal rasionalitas dikalahkan suara terbanyak, ya, solusinya ada di kearifan lokal UUD 1945 (asli). Itu bukan pada konteks orde baru atau orde lama, tetapi pada orde proklamasi,” papar Hendrajit.
BACA JUGA: Megawati Terlalu Kuat, Jangan harap Jokowi Ambil Alih PDIP
Oleh karena itu, kata Hendrajit, wacana masa jabatan tiga periode harus menjadi momentum bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi, bukan hanya menjadi penonton seperti sekarang ini.
“Paling bahaya adalah kolektif demokrasi itu akan berjalan seperti skema seperti sekarang ini dengan asumsi aktor-aktor politik otonom itu tidak ada, atau disingkirkan,” katanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News