GenPI.co - Kisruh dualisme yang terjadi di tubuh Partai Demokrat makin panas, kedua kubu baik AHY dan Kubu KLB sama-sama melontarkan pernyataan penting terkait partainya.
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko pun angkat bicara terkait dirinya yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Deli, Serdang, Sumatra Utara.
BACA JUGA: Angin Surga dari Yasonna Laoly, AHY & Moeldoko Dengarkanlah
Dalam pernyataannya, Moeldoko melihat adanya sebuah kekisruhan yang terjadi dan arah demokrasi yang sudah bergeser di dalam tubuh Demokrat.
"Ada situasi khusus dalam perpolitikan nasional, yaitu, telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024," ucapnya dikutip GenPI.co, Minggu (28/3).
Bagi Moeldoko, bukan hanya ingin menyelamatkan Demokrat tetapi juga menyelamatkan Bangsa dan Negara. Oleh karena itu, dalam situasi tersebut Moeldok menganggap bahwa ada kecenderungan tarikan Ideologis yang ada di tubuh partai.
BACA JUGA: Bikin Kaget! Fahri Hamzah Disebut Calon Pengganti Moeldoko
"Untuk itu semua, berujung pada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat," tuturnya.
Lebih lanjut, dalam pernyataan Moeldoko yang berdurasi 2 menit ini, dia juga menekankan untuk tidak membawa-bawa nama presiden Jokowi ataupun membebaninya, karena keputusan yang diambil adalah murni otoritas pribadinya.
" Jangan Bawa-bawa presiden dalam persoalan ini," ucap Moeldoko dengan nada lebih keras.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, pemilihan KSP Moeldoko menjadi ketua umum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang menimbulkan kontra di kubu AHY.
Bukan tanpa sebab, jabatan Moeldoko di Istana pun menyeret nama presiden Jokowi yang menimbulkan isu politik panas dan berkembang diluaran. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News