GenPI.co - Akademisi Rocky Gerung memberi respons terkait peristiwa ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3).
Dalam kanal YouTube-nya, Rocky Gerung menunjuk hidung pihak pemegang kekuasaan. Sebab menurutnya, pemerintah sebenarnya sudah tahu bahwa ada potensi kekerasan yang akan terjadi.
BACA JUGA: Kos Teroris Keji Diobrak-abrik, Beberapa Bungkusan dibawa Pergi
Oleh karena itu, Rocky mempertanyakan mengapa pihak pemerintah tidak mengantisipasi aksi kekerasan berupa bom bunuh diri tersebut.
"Selalu ada anggapan kekerasan tidak berguna bagi agama, kemanusiaan dan demokrasi. Tetapi publik selalu menganggap bahwa kok ada semacam fantasi, bahwa setiap kali ada upaya untuk membongkar suatu kejahatan, lalu timbul masalah baru,” ujarnya, Senin (29/3).
Kendati begitu, Rocky Gerung meyakini bahwa terorisme itu memang ada.
Namun menurutnya dalam kasus ini, ada pihak-pihak yang menjadi teroris dan melakukan kekerasan dalam memaksakan kepentingan politik.
“Tapi publik lebih cerdas lebih dari itu, dia melihat lapisan di belakang itu apa,” ujar mantan dosen filsafat di Universitas Indonesia ini.
Rocky juga mempertanyakan mengapa peristiwa bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar itu terkesan bebarengan dengan pengadilan kasus pelanggaran protokol kesehatan Habib Rizieq Shihab.
BACA JUGA: Menakutkan, Nih Profil Teroris Bom Gereja Katedral Makassar
Selain itu, Rocky juga menyoroti pernyataan KSP Moeldoko yang sempat berbicara tentang radikalisme, dan Menko Polhukam Mahfud MD yang sudah mewanti-wanti tentang perlunya stabilitas sejak bulan lalu.
“Kan artinya kekuasaan tahu ada potensi kekerasan, lalu kenapa nggak dicegah? Kan kalau itu diucapkan sejak 3 bulan, itu artinya intelijen sudah mencium itu, bukan setelah terjadi lalu sibuk mencari keterangan,” ujar Rocky.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News