Analisis Maut Soal Megawati di 2024, Mulai Waswas

30 Maret 2021 16:35

GenPI.co - Pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang  merespons isu pergantian pucuk pimpinan partai berlambang banteng itu ramai jadi perbincangan.

Dalam pidatonya itu, Mega memang mempersilakan kadernya jika ingin menggantikan dirinya menjadi ketum baru.

BACA JUGA: Perhatian! Survei Capres 2024, Puan Maharani Kalah Telak dari AHY

Namun, putri Soekarno ini mewanti-wanti agar PDIP selalu ada dan menjadi andalan di Indonesia.

Menanggapi hal itu, akademisi Abdul Aziz Nasihuddin memberikan analisis tajam soal pernyataan tersebut.

Menurutnya, isu pergantian pucuk pimpinan PDIP memang menarik. Sebab, selama ini publik mengenal PDIP sebagai partai yang cukup mengedepankan dinasti trah Soekarno.

Dengan demikian, proses pergantian ketum jika Megawati telah selesai masa jabatannya pada 2024 nanti pun tampak menarik.

BACA JUGA: Skenario Maut Megawati di Pilpres 2024, Puan Lega, Siap Meledak

Tak bisa dipungkiri, proses-proses seperti itu sering kali menjadi awal mula konflik yang besar.

“Menarik untuk dilihat, apakah perpindahan kekuasaan itu akan halus? Atau justru tidak,” kata Abdul Aziz Nasihuddin saat dihubungi GenPI.co pada Selasa (30/3).

Dari analisis Aziz saat ini, sulit untuk berpikir bahwa ketum PDIP akan jatuh di luar trah Soekarno.

Oleh karena itu, putra dan putri dari trah Soekarno, seperti Puan Maharani, Prananda Prabowo, dan lainnya, menjadi yang paling berpeluang.

“Saya kira masalahnya nanti di internal keluarga  saja. Belum atau tidak akan di luar dari darah biru Soekarno,” kata Aziz.

Diketahui, untuk kesekian kalinya Megawati Soekarnoputri kembali terpilih secara aklamasi menjadi Ketum PDIP periode 2019-2024.

Kemenangan secara aklamasi Megawati tersebut terjadi di Kongres ke-V PDIP di Denpasar, Bali, pada 2019.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi Reporter: Chelsea Venda

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co