GenPI.co - Menkum HAM Yasonna Laoly membeberkan fakta-fakta menohok soal proses di balik keputusannya memilih kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai pihak yang sah untuk memimpin Partai Demokrat secara hukum administrasi.
Meskipun telah mengesahkan kubu AHY, Yasonna menilai mantan mayor ini tidak dewasa dalam menangani konflik partai politik.
BACA JUGA: Kubu Moeldoko Ternyata Masih Punya Senjata Maut, AHY Bersiaplah!
Menurutnya, jika ada kegaduhan di tubuh partai, AHY seharusnya langsung melakukan konsolidasi antar DPD dan DPC di bawah naungannya.
“Bukan malah lari kemana-mana,” kata Yasonna Laoly seperti dikutip GenPI.co dari kanal YouTube Karni Ilyas Club pada Sabtu (3/4).
Sejak awal kubu AHY mengirimkan surat ke istana, Yasonna mengaku kecewa dengan aksi yang tidak dewasa tersebut.
Apalagi nama Yasonna sempat dicatut sebagai pihak yang turut ikut pertemuan dengan kubu Kongres Luar Biasa (KLB).
“Barang kali Pak Moeldoko juga blingsatan hingga akhirnya keluar dari kandang,” kata Yasonna.
Yasonna lantas bercerita soal berbagai tudingan miring terhadap dirinya dan pemerintah oleh kubu AHY.
Menurutnya, tudingan itu sangat tidak berdasar dan memberi kesan yang buruk.
“Dibilang saya ada pertemuan dengan Moeldoko. Ya, itu ada pertemuan kalau di istana, tetapi kami sama sekali enggak pernah membicarakan itu (KLB),” katanya.
BACA JUGA: Rencana Maut Moeldoko dalam Kisruh Demokrat, AHY Harus Waspada!
Yasonna menegaskan, Kemenkum HAM dan pemerintah sejak awal selalu konsisten, netral dan tidak memihak salah satu kubu.
Dalam pengambilan keputusan pun, Yasonna mengatakan bahwa pihaknya hanya berpatokan kepada UU Parpol dan AD/ART partai. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News