Denny Siregar Bongkar Peran Munarman Eks FPI Terkait Teror, Ngeri

05 April 2021 09:20

GenPI.co - Merebaknya aksi terorisme yang terjadi belakangan ini membuat pegiat media sosial Denny Siregar menerbitkan serial analisis di Fanpage Facebook-nya.

Dalam analisis itu, Denny Siregar secara gamblang mengupas mengenai mantan Sekretaris Umum FPI Munarman dan mengaitkannya dengan organisasi teroris ISIS.

BACA JUGA: Mantan Jubir KPK Bongkar Taktik Maut Moeldoko, Masih Menang

"FPI awalnya adalah ormas Islam dengan mazhab Ahlussunnah Wal Jamaah. Mereka lebih mirip NU dalam amaliyahnya. Tapi Munarman melihat situasi itu tidak begitu menguntungkan," jelas Denny Siregar.

Denny Siregar membeberkan, bahwa Munarman lah yang mengenalkan paham wahabi yang keras dan kaku ke FPI.

Lalu dengan jaringan internasionalnya, Munarman menghubungkan FPI dengan organisasi teroris yang sedang naik daun karena kekejamannya, yaitu ISIS.

Menurut Denny Siregar, pada Januari 2015 di kompleks perumahan bernama villa mutiara di Makassar, Munarman mengumpulkan 200 orang untuk berbaiat kepada ISIS. 

BACA JUGA: Pilpres 2024: Megawati Makin Berkuasa, Amien Rais Mimpi Buruk PAN

"Besoknya, peserta baiat bertambah jadi 500 orang. Mereka semua anggota FPI, yang akhirnya sesudah dicuci otak, meyakini bahwa semua negara di dunia ini harus tunduk pada Islam,” ucap Denny.

Tak hanya itu, Denny Siregar dalam situs pribadinya dennysiregar.id. blak-blakan mengungkapkan, bahwa Munarman mau ledakan bom di sidang Habib Rizieq Shihab. 

Denny Siregar menulis laskar jihad FPI bentukan Munarman saat ini tetap menyala. Bahkan, laskar jihad tersebut merencanakan serangan militan untuk balas dendam.

Denny Siregar menceritakan tentang sosok Husein al Hasny, anggota FPI yang baru baru ini ditangkap karena terkait kasus terorisme.

Menurut Denny, warga keturunan Arab yang tinggal di Condet Jakarta itu mengumpulkan beberapa personil FPI yang masih punya nyali.

Hasny dan personel FPI tersebut membuat bom molotov untuk diledakkan di sekitar lokasi sidang Habib Rizieq di Pengadilan.

"Sasaran utama aparat. Tapi sidang pertama, mereka takut karena ketatnya penjagaan. Mereka mundur," beber Denny Siregar.

Nah, dengan rencana itu, Denny menyebut peran Munarman adalah membuat sidang Habib Rizieq agar digelar secara offline.

Berikut ini GenPI.co menampilkan tulisan lengkap Denny Siegar:

Pasca Rizieq dipenjara dan 6 orang laskar FPI mati ditembak polisi, hampir semua personel FPI tiarap. 

Simpatisan yang biasa kumpul di Petamburan, pulang ke rumah. Mereka tidak mau terseret-seret situasi yang semakin panas.

Tetapi laskar jihad FPI bentukan Munarman tetap menyala. Mereka merencanakan serangan militan untuk balas dendam.

Husein al Hasny, seorang warga keturunan Arab yang tinggal di Condet Jakarta mengumpulkan beberapa personil FPI yang masih punya nyali. 

Hasny pangkatnya di FPI adalah Wakil Ketua Bidang Jihad. Dia juragan tanah dan punya beberapa ruko di Condet yang dia sewakan.

Perintah dari "atas" keluar, "Bikin kerusuhan.."

Hasny kemudian menjadikan rumahnya sebagai tempat berkumpul. Mereka membangun rencana untuk menyerang saat sidang Rizieq di Pengadilan. 

Sasaran utama aparat. Tapi sidang pertama, mereka takut karena ketatnya penjagaan. Mereka mundur.

Akhirnya mereka kumpul lagi dan berencana membuat bom molotov. Seorang anggota menyarankan untuk mengundang Zulaimi Agus, yang dia kenal bisa membuat bom. 
Zulaimi Agus warga Bekasi, bergabung di FPI baru tahun 2019. Dia bisa membuat bom jenis TATP atau triacetone triperoxide, hasil dari belajar di internet.

Sesudah Zulaimi Agus bergabung, dia banyak mengajarkan cara membuat bom TATP yang punya daya ledak tinggi, tapi sangat tidak stabil. 

Kena panas atau benturan sedikit, bisa meledak. Pernah sekali percobaan, bom itu disimpan di freezer dan hampir meledak. Untung cuma terbakar sedikit dan bisa disiram air.

Bom jenis TATP ini pernah dipakai waktu teror bom di Alam Sutera tahun 2015. Panggilan keren bom ini adalah Mother of Satan.

Meski juragan tanah di condet, Husein Hasny ini pelit. Dia tidak mau membiayai operasi ini dengan uangnya sendiri. Hasny punya majelis pengajian bernama Yasin Waratib.

Anggota pengajian ditarik duit atas nama infaq. Hasil infaq inilah untuk membeli bahan baku bom. Supaya komunikasi lancar, kelompok Hasny kemudian membuat grup WA. Dan bom itu mereka samarkan dengan nama "takjil".

Zulaimi berhasil membuat 5 bom TATP. Bom2 itu dia masukkan dalam kaleng susu. Selain itu, disiapkan juga ratusan bom2 pipa. 

Bahkan Hasny membeli air keras 1 jerigen, yang dia bagi2 dalam kantung plastik untuk disiramkan ke polisi. 

Rencananya, "senjata2" itu akan dibagikan ke DPC dan DPW FPI di Jakarta, untuk memulai serangan bersama.

Kapan waktu penyerangan ?

Di sinilah hebatnya Munarman. Dia berhasil mengkondisikan sidang Rizieq Shihab supaya digelar offline. 

Sidang offline akan menarik massa, terutama dari simpatisan FPI untuk berkumpul di luar ruang sidang. Dan saat itu terjadi, serangan akan dimulai.

Bom2 TATP itu akan dipakai untuk diledakkan di luar gedung sidang dengan sasaran utama polisi yang bertugas. Bom lainnya akan diledakkan di "toko2 China". 
Ledakan2 besar di beberapa tempat itu diharapkan akan memicu para Lone Wolf untuk bergerak membuat kerusuhan dan menyerang aparat di jalan.

Persiapan untuk membuat kerusuhan besar seperti tahun 1998 dan waktu sidang Bawaslu Mei 2019 akan dimainkan. 

Api harus menyala besar, supaya chaos terjadi. Dan di saat itu terjadi, sudah ada "tim lain" yang akan memainkan agenda politiknya.

Persiapan sudah matang. Husein al Hasny, Zulaimi Agus dan teman2nya, sudah siap berperang. Bahkan mereka mengisi diri dengan ilmu kebal di Sukabumi. Tinggal tunggu waktu pengumuman kapan sidang Rizieq akan diadakan..

Tapi polisi bergerak lebih cepat. Sesudah jaringan FPI Makassar dilumpuhkan, informasi akan adanya serangan brutal dari FPI sudah didapat. 

Densus 88 terus memantau pergerakan Husein al Hasny dan kawan2. Dan pada waktu yang tepat, mereka semua digulung tanpa bisa melawan..

Cerita yang saya bagi dalam 4 seri ini tujuannya untuk memberikan pemahaman apa yang sedang terjadi sekarang. 

Saya mengumpulkan keping2 peristiwa dari mana saja, dan menyajikannya sebagai sebuah gambaran.

Kita patut berterimakasih pada jajaran Kepolisian dan TNI atas peran besar mereka mengungkap dan menggulung FPI, yang awalnya ormas preman biasa, tapi dalam perjalanannya disusupi dan dibangun untuk menjadi organisasi teror seperti ISIS atau Boko Haram di Nigeria.

Terorisme di negeri ini belum habis. Sel2 mereka, hasil baiat di perumahan Villa Makassar sudah menyebar kemana2. 

Tidak mudah untuk mendeteksi keberadaan mereka, karena sudah berbaur dengan masyarakat. Tapi minimal, daya hantam mereka sudah berkurang banyak.

Yang perlu kita tunggu sekarang adalah, kapan Munarman bisa ditangkap? Dari semua jejak yang ada, peran Munarman terlihat sangat penting di sana. 

Dialah King Maker sebenarnya. Semoga tidak lama lagi, polisi berhasil menemukan bukti kuat keterlibatannya.

Sudah ya, capek juga nulisnya. Mau seruput kopi dulu sambil memantau perkembangan situasi yang ada.

Sementara itu, Menanggapi hal tersebut, Munarman hanya melayangkan tawa dan tanya.

Dalam jawabannya menanggapi pernyataan yang dituduhkan kepada dirinya, Munarman bertanya siapa Denny Siregar.

"Wkwkwkwk. Siapa makhluk itu...? Saya hanya mau melayani atau komentar terhadap manusia lho," kata Munarman melalui pesan WhatsApp kepada wartawan, Minggu (4/4).

Akan tetapi, Munarman enggan berkomentar lebih jauh menanggapi pernyataan Denny Siregar.

"Saya hanya diskusi sama makhluk yang mengerti bahasa manusia yang beradab," kata Munarman.(*)
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co