Warning Keras Kebubes AS Bikin Merinding, Intelijen Bersiaplah!

10 April 2021 08:05

GenPI.co - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mendesak Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri bekerja keras untuk membersihkan kantong-kantong terorisme dan radikalisme di negeri ini.

Pasalnya, ancaman aksi terorisme masih mengancam Indonesia jika tak disikapi dengan langkah yang nyata.

BACA JUGA: Dibela Pakar Terorisme, Munarman Malah Tertawa

“Kedubes AS bahkan sempat mengeluarkan peringatan dini kepada warganya yang berada di Indonesia untuk menghindari tempat-tempat umum akibat ancaman terorisme yang masih tinggi,” ujarnya.

Menurut Neta, pembersihan sarang-sarang terorisme dan radikalisme di Indonesia tentu bertujuan agar kelompok tersebut tak lagi memiliki ruang gerak untuk beraksi.

Pasalnya, dalam peringatan dini yang dikeluarkan pada 7 April itu, Kedubes AS menyebutkan bahwa ancaman terorisme di Indonesia masih sangat tinggi.

“Potensi ancaman teroris memang masih tinggi. Di Jabodetabek misalnya, sejumlah kantong teroris sudah dilacak polisi, tapi di kawasan Depok, Tangsel, dan Tangerang belum berhasil ringkus,” ungkapnya.

Neta S Pane memaparkan bahwa IPW mendata ada setidaknya 11 daerah rawan teroris di Indonesia, seperti Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Jawa Timur, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sumatera Utara, dan Banten.

“Di Banten berbagai langkah antisipasi sudah dilakukan polisi, di antara lain mengumpulkan kiai kampung, penyuluh agama, dan guru madrasah di seluruh Banten,” paparnya.

Pengamat kepolisian itu menjelaskan bahwa langkah antisipasi itu dilakukan dengan tujuan agar paham radikalisme, terorisme, dan intoleransi bisa diminimalisasi.

Selain itu, dialog dengan eks napi teroris (napiter) juga sudah aktif dilakukan. Salah satunya adalah seminar kebangsaan dan agrokultural yang dilakukan oleh Yayasan Lingkar Perdamaian dan Polda Banten pekan lalu.

“Seminar ini dilakukan untuk mengubah mindset anggota Yayasan Lingkar Perdamaian dan Bina Insan Mandiri yang sebagian besar adalah napiter,” jelasnya.

BACA JUGA: Astaga! Radikalis HTI Wahabi Menyusup ke PELNI, Untung Saja...

Neta menuturkan bahwa lewat dialog, diskusi, dan seminar tersebut para eks napiter diharapkan bisa mandiri, maju dan keluar dari zona merah.

“Diharapkan mereka bisa kembali menyatu dengan masyarakat dan bisa bersahabat dengan aparat untuk menjaga Kamtibmas,” tuturnya.

Oleh karena itu, selain memburu kantong-kantong terorisme, para Kapolda juga perlu secara aktif membina para eks napiter agar keluar dari zona merah.

“Begitu juga dengan Intelkam Polri, jangan sampai kecolongan lagi. Dengan pagar betis yang maksimal, semoga negeri ini tak terus menerus menjadi bulan-bulanan aksi terorisme dan radikalisme,” ujarnya.(*)

BACA JUGA: Mencengangkan, Ahli Beber Metode Modern Terorisme

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co