Pengganti Megawati Sudah Jelas, Ketum PDIP Mendatang Pasti Ini

16 April 2021 07:20

GenPI.co - Megawati Soekarnoputri disebut-sebut akan meninggalkan jabatan ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang telah diembannya selama lebih dari seperempat abad atau 25 tahun.

Melihat hal itu, Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo menyatakan lebih memilih Prananda Prabowo dibanding Puan Maharani maupun Puti Guntur Soekarno menjadi penerus Megawati.

BACA JUGA: Analisis M. Qodari Sangat Mengejutkan, Ini Pengganti Megawati

Pasalnya, menurut mantan Wali Kota Solo itu, Prananda merupakan sosok yang layak menggantikan Megawati dibanding trah Soekarno lainnya.

Dia juga menilai, pengganti Megawati nanti harus berasal dari trah Soekarno. Dan nama Prananda dinilai paling tepat di antara nama-nama trah Soekarno lainnya.

"Kader yang layak dan pantas menjadi Ketua Umum PDIP, ya Mas Prananda," jelas FX Rudy, Senin (12/4).

Sebagai kader partai, Rudy menilai Prananda sudah banyak berperan, terutama di internal PDIP. Prananda, lanjut Rudy, juga sering membuat inovasi-inovasi baru untuk kemajuan partai.

BACA JUGA: Mendadak Husin Shihab Beber Munarman FPI Bohong, Polisi Langsung

"Mas Prananda itu pemikir, inovasi-inovasi baru untuk partai. Beliau juga selalu berjuang untuk PDIP. Jadi saya kira Mas Prananda yang layak," kata FX Rudy.

Sementara itu, politikus PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan, di internal partai tidak ada kubu-kubuan. 

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menunjuk langsung siapa yang akan meneruskannya tongkat kepemimpinan partai berlambang banteng itu.

Hendrawan mengatakan, dalam AD/ART PDIP sudah jelas ketua umum berikutnya diputuskan oleh ketua umum petahana, yaitu Megawati.

"Dalam AD/ART PDI-P sudah jelas, Ketum yang baru diputuskan oleh Ketum petahana. Jadi tidak perlu ada kubu-kubuan, dukung mendukung atau seru menyeru. Ibu Megawati yang akan memutuskan," jelas Hendrawan kepada wartawan, Selasa (13/4).

Sementara, mengenai sosok dua anak Megawati yang digadang sebagai penerus, yaitu Prananda Prabowo dan Puan Maharani masing-masing punya peran. Puan bergerak di sisi hilir. Sementara Prananda bergerak di hulu.

"Bu Puan lebih banyak bergerak di 'hilir' (fraksi, eksekutif dan hubungan antarlembaga), Mas Nanan lebih banyak di 'hulu' (konsolidasi partai, penempatan kader di badan/organisasi sayap)," ungkap Hendrawan.

Menurut Hendrawan, Megawati membangun sinergi hulu-hilir. Megawati membangun arsitektur kewenangan untuk memperkokoh integrasi internal.

"Jadi yang dibangun adalah sinergi hulu-hilir. Ketum membangun arsitektur kewenangan ini untuk memperkokoh integrasi internal," pungkas Hendrawan.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co