GenPI.co - Terdakwa Jerinx SID blak-blakan menceritakan proses mediasi dirinya dengan Adam Deni sebelum akhirnya kasus dugaan pengancaman melalui media elektronik ini masuk ranah pengadilan.
Jerinx menyebut sempat ada dua kali mediasi di Polda Metro Jaya, tetapi gagal.
Namun, dia mengaku terus mengupayakan mediasi dengan Adam Deni.
Penggebuk drum ini mengaku, dirinya lantas mempelajari latar belakang Adam dan menemukan data bahwa kasus dia sering berakhir damai, tetapi dengan kompensasi.
"Jadi, saya pikir mungkin Adam Deni enggak mau damai, karena nunggu pihak saya tawarkan kompensasi," kata Jerinx di PN Jakpus, Senin (14/2).
Jerinx terus berusaha menghubungi Adam Deni, tetapi tak ada tanggapan.
Hingga kemudian Jerinx menghubungi Machi Achmad selaku pengacara Adam dan baru menemukan titik mediasi kembali.
Menurut dia, Machi langsung tanggap usai dirinya bilang ada kompensasi dengan mengatur hari, pukul berapa bertemu, hingga tempat.
Akhirnya, Jerinx dan ayahnya, I Wayan Arjoni, mendatangi Hotel Raffles.
Namun, Jerinx mengaku kaget karena Adam meminta Rp 15 miliar.
"Di pertemuan pertama saya sama ayah menawarkan tanah di Bali yang harganya tidak sampai Rp 15 miliar. Adam Deni bilang 'enggak bisa Bli, harus Rp 15 miliar atau Rp 10 miliar, baru saya cabut'," katanya.
Karena tak mencapai kata sepakat, Jerinx mengatakan Adam menawarkan opsi lain.
Adapun, opsi yang dimaksud ialah Jerinx harus membayar Rp 300 juta untuk fee surat pernyataan bahwa Adam Deni telah memaafkan Jerinx.
Namun, kasus ini tetap berlanjut dan mensyaratkan Jerinx memakai pengacara yang ditunjuk oleh Adam sendiri.
"Ini anak banyak banget syaratnya, surat yang dijanjikan itu tidak boleh dipegang pihak saya, yang pegang hanya boleh orang ketiga yang ditunjuknya," katanya.
Jerinx mengatakan, mediasi itu berakhir dengan belum ada kesepakatan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News