Badai Tropis Nepatrak Akibatkan Jadwal Olimpiade Tokyo Terganggu

27 Juli 2021 12:11

GenPI.co - Badai tropis menuju ke Jepang pada Selasa, 27 Juli 2021. Akibatnya mengganggu sejumlah pertandingan Olimpiade dengan hujan dan angin kencang.

Penyelenggara Olimpiade telah menjadwal ulang olahraga dayung dan panahan karena kekhawatiran akan angin kencang dari Badai Tropis Nepatrak, yang menghasilkan kecepatan angin hingga 108 kilometer per jam.

Badai, yang saat ini berada sekitar 190 kilometer timur kota Choshi, awalnya menuju Tokyo, tetapi telah bergeser ke utara dan sekarang diperkirakan akan mendarat di sekitar wilayah Miyagi.

BACA JUGA:  Bridgestone Kenalkan Ban Teknologi Baru di Olimpiade Tokyo

Miyagi dan tetangganya Ibaraki menjadi tuan rumah beberapa acara Olimpiade tetapi penyelenggara mengatakan pertandingan tersebut tidak akan terpengaruh oleh badai.

"Pertandingan di Miyagi dan Ibaraki akan diadakan sesuai jadwal. Kami berharap penonton juga datang menonton," kata juru bicara Tokyo 2020 Masa Takaya, dikutip dari Antara.

BACA JUGA:  Jadwal Bulutangkis Indonesia di Olimpiade Tokyo Hari Ini

Namun, badai yang mendekat telah membawa angin dan hujan ke beberapa bagian pantai timur Jepang, menjadikan kondisi yang menantang di nomor triathlon putri yang digelar di Tokyo.

Acara tersebut terlambat 15 menit karena cuaca dan jalan yang basah membuat beberapa atlet tergelincir saat sesi bersepeda.

BACA JUGA:  Atlet Terseksi di Dunia Main di Olimpiade Tokyo, Simak Profilnya

Namun kondisi lebih baik pada kompetisi selancar, yang berlangsung di sebelah timur Tokyo di Chiba.

Penyelenggara memutuskan untuk menjadwalkan ulang perempat final, semifinal dan acara medali dari kompetisi menjadi untuk mengambil keuntungan dari ombak yang bagus karena badai.

Juru bicara pemerintah Jepang Katsunobu Kato mengatakan bahwa badai tersebut bergerak sangat lambat dan telah menghasilkan angin kencang dan gelombang laut di sepanjang sebagian besar pantai timur laut.

Dia memperingatkan hujan lebat sampai besok di daerah sekitar Tokyo, serta wilayah Tohoku di timur laut dan wilayah Hokuriku di barat laut.

Kato mendesak penduduk setempat untuk memperhatikan informasi terbaru tentang cuaca dan perintah evakuasi.

Beberapa layanan kereta api di daerah di mana badai akan melanda telah dibatalkan, dan perintah evakuasi non-wajib telah dikeluarkan di sekitar kota Atami, di mana hujan lebat awal bulan ini menyebabkan tanah longsor yang menewaskan 21 orang.

Musim topan Jepang berlangsung dari sekitar Mei hingga Oktober, puncaknya pada Agustus dan September.

Pada 2019, Topan Hagibis melanda saat Jepang menjadi tuan rumah Piala Dunia Rugbi, menewaskan lebih dari 100 orang. (ANT)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hartanto Ardi Saputra

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co