Mengenal Christian Hadinata - Raja Ganda Putra Indonesia

14 November 2021 12:57

GenPI.co - Mengenal lebih jauh Christian Hadinata, raja bulu tangkis ganda putra Indonesia yang melegenda.

Nama Christian Hadinata telah dikenal luas sebagai salah satu pebulu tangkis terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.

Pria asal Purwokerto yang lahir pada 11 Desember 1949 ini merupakan anak bungsu dari pasangan Timotius Hadinata dan Aer Nio.

BACA JUGA:  Mengenal Anders Antonsen, Penentu Indonesia ke Final Thomas Cup

Christian jatuh cinta pada dunia olahraga sejak usia sekolah, dirinya aktif dalam berbagai cabang olahraga seperti Bola Volley, Basket, Bulutangkis dan Sepak bola.

Terinspirasi dari legenda-legenda bulu tangkis pendahulunya, Christian muda pun bertekad untuk menjadi pemain bulu tangkis.

BACA JUGA:  Mengenal Jonatan Christie, Andalan Indonesia di Denmark Open 2021

Dirinya mulai berkecimpung di komunitas bulu tangkis bersama teman-teman sekolahnya.
Meskipun saat itu Christian belum mampu membeli perlengkapan bulu tangkis, namun beruntung dirinya dibantu oleh temannya yang bernama Wie Wie Kian.

"Kalau gak diajak sama sahabat saya itu maka saya gak main. Saya main pun tanpa alas kaki karena tidak punya uang untuk membeli sepatu,” ungkap Christian.

BACA JUGA:  Mengenal Anthony Ginting yang Siap Gemparkan Denmark Open 2021

Singkat cerita, berkat bantuan kakaknya, Christian bisa masuk ke sekolah olahraga di Bandung.

Lebih lanjut, dirinya diarahkan untuk bermain ganda dan berpasangan dengan Atik Jauhari dan berhasil menjadi juara Nasional tahun 1971, kemudian lolos seleksi pelatnas.

Pelatih Stenley Goh memasangkan Christian dengan Ade Chandra dan ikut berkontribusi saat Indonesia meraih juara beregu Asia 1971.

Christian/Ade mencatat sejarah sebagai pasangan ganda putra Indonesia pertama yang menjadi juara All England.

"Kami Satu-satunya ganda putra Indonesia dan dipandang sebelah mata karena bulutangkis Indonesia hanya terkenal tunggal putranya saja. Tetapi kami mampu membuktikan diri sebagai juara,” ujar Christian.

Perjalanan Christian pun terus berlanjut dengan timbunan berbagai prestasi yang diraihnya, dan akhirnya memilih mundur dari Pelatnas pada 1988.

Pada tahun 1990, Christian dipanggil untuk melatih di pelatnas dan sukses mengantarkan Eddy Hartono/Gunawan meraih medali perak di Olimpiade 1992, kemudian disusul medali emas empat tahun kemudian lewat Ricky Subagja/Rexy Mainaky.

Selain itu, masih banyak anak didik Christian yang berprestasi dan kini pun mengikuti jejaknya menjadi dan masih aktif mendidik bakat-bakat muda.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co