GenPI.co - Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) berharap Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk memikirkan kembali keputusan dihilangkannya cabor angkat besi dari olimpiade.
Wakil Ketua Umum PB PABSI, Djoko Pramono mengatakan bahwa latar belakang penghapusan cabor angkat besi dari olimpiade adalah karena masalah doping.
Cabor angkat besi, dan dua cabor lain yaitu tinju dan modern pethlafone, dianggap rawan terhadap masalah doping.
Tiga cabor yang nantinya akan menggantikan cabordi atas adalah skateboarding, sport climbing, dan surfing.
PABSI tidak mempermasalahkan penambahan tiga cabor baru, tetapi mengapa harus ada yang dikorbankan, terlebih lagi belum tentu cabor yang dihapus itu biang keladi dari terjadinya masalah doping di dunia olahraga.
“IOC mempunyai hak, tapi hak tersebut perlu dilihat dan dikoordinasikan karena olimpiade ini milik masyarakat sedunia,” tegas Djoko pada Konferensi Pers secara virtual, Senin (13/12)
Dia juga menyayangkan bila cabor angkat besi dihapus dari olimpiade karena itu termasuk cabor tertua yang sudah ada sejak tahun 1896.
Pada saat itu di Olimpiade Athena, angkat besi masih menjadi cabang dari track and fields.
Baru pada tahun 1904, cabor angkat besi menjadi event sendiri pada olimpiade yang diadakan di St. Lous, Amerika.
“Saya yakin PABSI tidak sendiri, mari berjuang bersama-sama,” ujar Djoko.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News