Selain Naturalisasi, Pemain Kaya dan Miskin Bikin Malaysia Hancur

27 Januari 2022 10:57

GenPI.co - Selain permasalahan pemain naturalisasi, kesenjangan antara pemain kaya dan miskin diperkirakan bisa membuat Malaysia hancur.

Seperti diketahui, usai gagal total di Piala AFF 2020, Asosiasi Sepak bola Malaysia (FAM) langsung membentuk Badan Investigasi Independen Harimau Malaya (BIIHM).

Badan tersebut berfungsi untuk menyelidiki masalah dibalik kegagalan Timnas Malaysia demi membuat langkah-langkah perbaikan.

BACA JUGA:  Terima Pinangan Malaysia, Kim Pan Gon Tantang Shin Tae Yong?

Setelah sebelumnya BIIHM menyinggung soal pemain naturalisasi yang tidak memberikan banyak kontribusi, kini badan tersebut juga menyoroti adanya dugaan ketidakharmonisan di antara pemain.

Menanggapi hal tersebut, pakar olahraga Malaysia, Dr Pekan Ramli berpendapat salah satu akar yang menyebabkan ketidakharmonisan tersebut yakni adanya kesenjangan ekonomi.

BACA JUGA:  Peran Shin Tae Yong Jadi Idola di Malaysia, PJBM Beri Pesan Tegas

Melansir dari New Straits Times pada Rabu (26/1), Ramli menyoroti perbedaan gaji pemain yang cukup mencolok di antara klub-klub di Liga Malaysia.

"Harimau Malaysia harus diperkuat melalui kerja sama tim. Semua orang tahu pemain-pemain Johor Darul Ta'zim [JDT] dibayar lebih tinggi dibanding pemain-pemain lain di klub-klub Liga Malaysia," jelas Dr Pekan Ramli.

BACA JUGA:  Naturalisasi Malaysia Tak Bermutu, Kim Pan Gon Bisa Pusing

"Dan mungkin, beberapa pemain dari klub lain malu untuk berkumpul dengan pemain yang menerima gaji tinggi," lanjutnya.

Pria yang menjabat di Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia itu juga mengingatkan pihak manajemen untuk mengatasi masalah tersebut.

"Mereka mungkin enggan, takut pemain yang lebih kaya memiliki perilaku berbeda. Manajemen harus ikut dan mengingatkan pemain mengesampingkan status dan gaji saat bermain untuk Malaysia," ujar Ramli.

Lebih lanjut, Ramli juga mengaku khawatir para pemain yang dibayar tinggi oleh klub menjadi tidak maksimal tampil di timnas karena lebih mementingkan klubnya.

"Saya juga memperhatikan bahwa mereka yang dibayar lebih mungkin tidak memberi segalanya karena mereka khawatir cedera karena mereka memprioritaskan klub," jelas Ramli.

"Manajemen harus pintar dan menciptakan rasa patriotisme untuk memastikan para pemain siap bertarung untuk timnas," sambungnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co