Menpora: Jangan Sampai Timnas Tidak Lolos Kejuaraan Dunia Basket

06 Juli 2020 04:08

GenPI.co - Menpora Zainudin Amali menilai Developmental Basketball League (DBL) menjadi pembinaan talenta-talenta muda untuk menyuplai pemain Timnas Indonesia.

Menurut Zainudin, DBL Indonesia memiliki pengaruh besar dalam hal pembinaan atlet muda basket nasional.

“Kami di Kemenpora sedang memfinalkan grand design untuk semua cabor,” kata Zainudin saat mengikuti DBL Indonesia Talks secara virtual di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Senin (6/7).

Dia menambahkan, prestasi olahraga tidak akan baik jika pembinaan usia mudanya tidak dilakukan.

Pihaknya juga berterima kasih atas keberadaan DBL yang hingga kini telah berjalan selama 17 tahun dan digelar di 30 kota dan 22 provinsi di Indonesia.

"Terima kasih kepada Mas Azrul Ananda yang telah menginisiasi DBL yang sudah berusia 17 tahun. Terima kasih sumbangsihnya terhadap pembinaan atlet-atlet muda," tegas Zainudin.

Pihaknya juga berharap pembinaan ke depan menjadi sumber dari pemain-pemain yang akan muncul di timnas.

“Pembinaan usia muda di semua cabor ditujukan agar ada talenta-talenta muda yang kelihatan dan secara berjenjang bisa dibina dan ujungnya terbentuklah timnas,” kata Zainudin.

Menurut dia, DBL adalah salah satu harapan untuk menyuplai pemain-pemain basket yang akan menjadi tulang punggung timnas Basket Indonesia.

Apalagi pada 2023 nanti Indonesia akan menjadi tuan rumah Kejuaraan Basket Dunia.

Menpora mewanti-wanti Timnas basket Indonesia agar berjuang keras demi lolos kualifikasi.

"Jangan sampai timnas kita tidak lolos dalam kualifikasi Kejuaraan Basket Dunia karena nantinya kita hanya akan menjadi tuan rumah saja," kata dia.

Oleh karena itu, sambung dia, kehadiran DBL harus dapat dimanfaatkan untuk pembinaan berjenjang cabang olahraga bola basket tanah air.

“Untuk PB Perbasi saya harap bisa seobjektif mungkin dalam hal rekruitmen untuk tim-tim nasional selajutnya," ujar Zainudin.

Founder dan CEO DBL Indonesia Azrul Ananda mengatakan, pada 2020 ini DBL memasuki umur yang ke-17.

"Untuk liga anak-anak SMA, seharusnya sweet seventeen. Namun, yang terjadi pandemi ini dan membuat kami untuk evaluasi total dengan hati-hati dan menjadi tantangan," ujarnya.

Dia menambahkan, pihaknya sudah bersiap untuk terus membesarkan DBL.

“Saat ini sudah ada 40 ribu lebih peserta mewakili ribuan sekolah dari 241 kota di seluruh Indonesia dan melibatkan setiap tahun 1,5 juta orang dan menjadi liga terbesar kedua setelah sepak bola,” tegas Azrul. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Gilang Sonar

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co