Membubarkan Tim Jadi Bentuk Psywar Madura United ke PSSI

29 Desember 2020 14:50

GenPI.co - Kompetisi Liga Indonesia masih diselimuti dengan ketidakpastian dari pihak kepolisian untuk kapan akan kembali bergulir.

Efeknya para kontestan Liga 1 mulai mengalami krisis ekonomi karena tidak ada pemasukan akibat kompetisi terhenti.

BACA JUGA: Piala Dunia di Indonesia Ditunda, Pelatih Top Belanda Buka Suara

Pasalnya, tim kontestan di Liga 1 tetap diwajibkan membayar gaji pemain meskipun hanya 25 persen.

Alhasil, Madura United menyatakan pembubaran tim sampai menunggu kejelasan bergulirnya Liga 1 kembali.

Pengamat Sepak Bola Akmal Marhali mengatakan, pembubaran tim merupakan sebuah tradisi di Indonesia setiap tahunnya karena tidak ada kontrak jangka panjang.

"Tandanya sepak bola Indonesia belum profesional," jelasnya kepada GenPI.co.

Minimnya tim Liga 1 yang melakukan durasi kontrak jangka panjang kepada pemain, menjadi bukti bahwa gambaran ketidakpercayaan dalam segi bisnis terpancar nyata di kompetisi Indonesia.

"Kalau mepet, baru mempersiapkan tim dan tidak dirancang dengan baik. Karena pola bisnis masih melihat fanatisme suporter saja," katanya.

Akmal menilai pola pikir manajemen bisnis sepak bola modern dan profesional masih sangat kurang di Indonesia.

BACA JUGA: Tiba di Spanyol, Para Pemain Timnas U-19 Langsung Jalani Latihan

"Belum bisa dikatakan membangun sepak bola industri dan prestasi," jelasnya.

Menurut Akmal, langkah Madura United yang dengan tegas berniat untuk membubarkan tim adalah bentuk psywar kepada PSSI dalam bentuk menuntut kejelasan Liga.

"Ini cara Madura United memberikan tekanan kepada PSSI," jelasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co