Liverpool Jeblok, Steven Gerrard Pengganti Ideal Jurgen Klopp

24 Februari 2021 18:30

GenPI.co - Jika menyebut nama Steven Gerrard, para pencinta sepak bola pasti akan langsung melayangkan isi kepala ke Liverpool.

Yup. Gerrard dan Liverpool memang dua sisi mata uang. Gerrard, ya, Liverpoool. Liverpool, ya, Gerrard.

BACA JUGA: Waduh, Tangan Dingin Shin Tae-yong Memakan Korban di Timnas U-22

Namun, untuk sementara para penggemar Rangers FC memiliki hak untuk mencintai Gerrard sepenuh hati.

Sebab, Gerrard ibarat dewa penolong bagi mereka. Berkat Gerrrard, Rangers kini di ambang juara Liga Skotlandia.

Rangers saat ini masih bercokol di puncak klasemen dengan perolehan 82 angka dari 30 laga.

Rival abadi Celtic itu juga tidak terkalahkan dalam 30 laga. Perinciannya ialah 26 kemenangan dan empat hasil imbang.

Performa maut itu membuat Rangers kini unggul 18 poin dari Celtic yang ada di posisi kedua.

Jika mampu meraih tujuh angka dalam delapan laga tersisa, Rangers akan menjadi juara Liga Skotlandia.

Gerrard pun akan bisa mengakhiri kutukannya setelah hanya mampu membawa Rangers menjadi runner up pada dua musim pertamanya sebagai pelatih.

Dia juga berpeluang mengakhiri paceklik juara Rangers. Rangers kali terakhir menjadi juara Liga Skotlandia pada 2010/2011.

Keputusan Rangers mengontrak Gerrard sempat dianggap sebagai sebuah perjudian.

Sebab, Gerrard belum memiliki pengalaman yang banyak saat ditunjuk pada 2018/2019.

Pengalaman Gerrard hanyalah menjadi pelatih Akademi Liverpool dan tim U-18.

Gerrard yang kala itu berusia 38 tahun juga langsung diganjar dengan kontrak berdurasi empat musim. Namun, Gerrard tetap percaya diri.

“Saya yakin bisa membuat suporter Rangers bahagia,” kata Gerrard kepada BBC kala itu.

Salah satu kunci keberhasilan Gerrard ialah kejeliannya memanfaatkan bursa transfer.

Dia hanya menghabiskan GBP 9 juta untuk berbelanja pemain. Pilar termahal yang dibeli ialah Kemar Roofe.

Dia didatangkan dengan mahar GBP 3,5 juta dari Anderlecht. Gerrard meracik tim dengan memasukan pemain potensial dengan penggawa veteran.

Nama-nama, seperti Allan McGregor, Jermain Defoe, Steven Davis, dan Scott Arfield dipertahankan.

Pemain-pemain potensial, seperti Alfredo Morelos, Joe Aribo, Ryant Kent, dan Ianis Hagi dimaksimalkan.

Banyak yang menganggap Gerrard mengadopsi gaya bermain Liverpool yang mengusung pakem 4-3-3.

Namun, Gerrard sering tidak menggunakan penyerang sayap untuk mengapit bomber tengah.

Dia dianggap memaksimalkan dua pemain nomor sepuluh untuk menjadi penggawa terluar di barisan penyerangan.

Saat bertahan, Rangers akan langsung mengganti formasi menjadi 4-3-2-1.

Full back lawan yang sedang menyerang pun akan ditekan habis-habisan sehingga kehilangan momentum melepaskan umpan.

Gerrard juga mengandalkan menara kembar pada diri Connor Goldson dan Filip Helander untuk berduel di udara.

BACA JUGA: Egy Maulana Jadi Sorotan, Pemain Lechia Gdansk 'Tergila-gila'

Lini pertahanan Rangers pun sangat solid karena jarak antarlini sangat rapat sehingga susah dibombardir lawan.

Kini, ketika Liverpool sedang jeblok, para pendukungnya pun mulai menyuarakan agar Gerrard kembali ke Anfield. Kali ini bukan sebagai pemain, melainkan pengganti Jurgen Klopp di kursi pelatih kepala. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co