Kisah Aditya Soleh, Pemuda yang Sukses Bangun Startup Edukasi 

27 Mei 2021 08:50

GenPI.co - Aditya Soleh sosok milenial yang berhasil membangun startup di usia muda. 

Dia merupakan pendiri dari Digital Skola, yaitu startup yang bergerak di bidang edukasi nonformal. 

BACA JUGAKeluar dari Pekerjaan, Pemuda Ini Sukses Buka Usaha Kopi Kemasan

Adit, sapaan akrabnya, menceritakan berdirinya Digital Skola berawal dari keresahannya terhadap kurangnya tenaga digital di Indonesia. 

Dari keresahannya itu lah, akhirnya Adit membulatkan tekad untuk membangun startup edukasi nonformal. 

Bersama dua rekannya, yaitu Stephanie Octavia dan Zico Alaia, Adit menggodok konsep startup edukasi nonformal yang sesuai dengan visi mereka pada pertengahan 2020. 

Meskipun berada di negara berbeda, ketiganya mampu merampungkan persiapan dan melenggang sebagai startup edukasi nonformal dengan nama Digital Skola.

Dengan bekal lebih dari 10 tahun bekerja di bidang konsultan dan pendidikan nonformal, Adit dan tim mantap terjun ke bisnis edukasi nonformal dengan tiga produk pelatihan utama, yakni digital marketing, data science, dan data engineer. 

Pemuda berusia 35 tahun itu mengatakan, pemilihan tiga bidang ini didasari oleh pertimbangan matang sesuai pengamatannya terhadap kebutuhan tenaga kerja di Indonesia.

BACA JUGAJual Truk Oleng Menggiurkan, Adi Dapat Cuan Rp 10 juta/Bulan

“Topik data science, digital marketing, dan data engineer merupakan topik yang paling banyak dicari oleh industri saat ini," ujar Adit kepada GenPI.co, Senin (17/5/2021).

Uniknya, kata Adit, ketiga topik tersebut juga merupakan topik yang masuk daftar COL (critical occupation list) Indonesia.

Adit bersama rekan setimnya mulai mengumpulkan rekan lain yang memiliki visi sama untuk membantu Indonesia menjadi lebih “bertalenta digital”, sesuai dengan slogan mereka. 

Dia mengatakan, dirinya pernah mengalami berbagai macam kesulitan dalam membangun bisnisnya tersebut. 

Salah satunya saat dia ingin membuat kelas pendidikan nonformal untuk target pasar yang berbeda. 

Saat itu, Adit dan timnya sudah memfokuskan tenaga untuk berdiskusi secara intens dalam jangka waktu yang cukup lama dengan beberapa key partners untuk melakukan sebuah kelas. 

Adit dan timnya juga sudah membuat strategi dan kurikulum yang menurut mereka sudah sesuai. 

Namun, pada akhirnya kelas tersebut gagal dan tidak berjalan.

"Saya berpikir, 'apa yang masih salah?' Karena menurut saya ini aneh, secara konsep pelatihan kami oke dan secara pasar pun seharusnya banyak yang membutuhkan pelatihan ini jika mengacu kepada berbagai sumber yang mengatakan kalau Indonesia sedang krisis tenaga digital," jelasnya. 

Dari kesulitan tersebut, akhirnya Adit dan timnya pun berdiskusi untuk mencari di mana letak kesalahannya.

Hingga pada akhirnya, mereka sepakat bahwa inti permasalahannya adalah target pasar yang dituju kurang sesuai dengan strategi yang dibuat. 

"Akhirnya kami mengubah total strategi, mulai dari target pasar, kurikulum, pricing, dan pendekatan. Alhamdulillah hasilnya cukup memuaskan dan hal tersebut membuat saya dapat bangkit melanjutkan bisnis ini," jelasnya. 

Sejak dibentuk pada September 2020, startup yang dibilang baru ini berhasil menjalankan bisnisnya dan telah mampu mempekerjakan kurang lebih lima belas karyawan tetap dan pegawai magang berbayar.

Adit menjelaskan, Digital Skola berkomitmen mewujudkan pelatihan skill digital yang inklusif dengan biaya terjangkau, waktu fleksibel, pengajar kredibel, dan kurikulum sesuai kebutuhan industri. 

Dalam pelaksanaan pelatihan, Digital Skola bekerja sama dengan tutor-tutor yang merupakan praktisi di bidangnya masing-masing.

Dia menambahkan, tutor yang kredibel bukan menjadi senjata satu-satunya yang dimiliki Digital Skola. 

Dari segi penyusunan kurikulum serta metode belajar, Digital Skola memberikan jaminan bahwa semua peserta dari latar belakang apapun akan mampu menguasai ilmu yang diajarkan. 

"Kurikulum pun disusun dengan cermat sesuai kebutuhan industri agar lulusan pelatihan dari Digital Skola menguasai kemampuan untuk dapat bekerja di perusahaan mana saja," imbuhnya. 

Tidak hanya itu, dalam mencapai visi dan misinya, Digital Skola berupaya bersetia pada empat nilai yang dianutnya yakni kontinuitas, efektif, dan efisien, serta keterbukaan. 

“Kami ingin manfaat yang peserta dapatkan tidak hanya berupa penambahan pengetahuan teknis saja selama masa pembelajaran, tetapi dari aspek lain dalam kehidupan peserta juga, seperti softskill dan pembekalan terkait karier yang bisa dirasakan meskipun mereka telah lulus dan telah bekerja.” jelasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co