Jungkir Balik Aprilia di Bisnis Fesyen

GenPI.co - Berbisnis seolah sudah menjadi bakat pemilik Online Shop Apparelclothes, Aprilia Pujianti Lestari.

Ibu satu anak ini mengaku suka berjualan sejak duduk di bangku SMA.

“Awalnya aku jualan garskin handphone, waktu itu hanya untung lima ribu,” paparnya kepada GenPI.co, Kamis (8/7/2021).

BACA JUGA:  Keren! Hazim Baru Usia Belasan Tahun Sudah Sukses Bisnis Lele

Tak hanya berjualan garskin, dia pun mencoba berganti-ganti barang yang dijual. Hingga pada akhirnya terjun ke dunia fesyen, yakni berjualan baju.

Dia memilih terjun di dunia fesyen karena menilai fesyen tidak ada matinya.

BACA JUGA:  Dahsyat! Mulai Dari 300, Kini Munir Punya 9.000 Ekor Ayam Petelur

“Orang selalu suka dengan sesuatu yang baru,” katanya.

Namun, perjalanan bisnisnya mengalami kendala saat dia memutuskan pindah ke Kebumen, Jawa Tengah.

BACA JUGA:  Wow! Awalnya 20 Ekor, Kini Mulyoko Ternak Ribuan Ekor Kambing

“Saat itu, aku benar-benar bingung caranya jualan di daerah Jawa Tengah? Karena pelanggan tidak mau kena ongkos kirim,” katanya.

Dengan modal nekat, wanita 26 tahun ini membuka lapak di Purwokerto, Jawa Tengah.

Meskipun harus menempuh perjalan selama satu setengah jam dari rumahnya, Aprilia merasa senang bisa kembali melakoni hobinya.

“Saat itu, aku hamil, tapi aku senang, karena dalam waktu empat jam stok dagangan yang sempat menumpuk laku terjual,” ungkapnya.

Seiring berjalannya waktu, Aprilia pun mulai memasarkan dagangannya melalui Instagram, TikTok, Endorser, dan marketplace.

Setelah lama menjadi reseller, Aprila memutuskan membuat baju sendiri dengan modal seadanya.

“Awalnya aku stok baju hanya beberapa piece, sisanya menggunakan sistem pre order jadi by request,” katanya.

Tak kurang akal, dia pun menyewa jasa selebgram sesuai dengan bujet yang dimilikinya, dan tak disangka usahanya membuahkan hasil.

“Aku coba bikin dress ala vintage yang simple, saat itu lagi tren model vintage bagian kerah dan muncul lah ide membuat versi baju jadul 90-an, simple tapi elegan,” ujarnya.

Tak disangka ide sederhananya itu bisa menjual 250 baju dengan sistem pre order, bahkan sampai sekarang produk itu masih laris manis.

“Enggak disangka omzet langsung naik. Alhamdulillah, proses yang begitu panjang bisa dilewati juga,” ucapnya. (*)