Rizky Tak Menyangka Hobinya Kini Bisa Datangkan Cuan

09 September 2021 07:50

GenPI.co - Muhammad Rizky tidak menyangka jika hobinya mendatangkan cuan.

Pria usia 25 tahun tersebut, kini menjadi peternak hewan reptil di Kota Surabaya, Jawa Timur.

Dia beternak kadal di rumahnya. Selain itu, juga ada ular dan tokek.

BACA JUGA:  Luar Biasa! Bayu Pebisnis Muda yang Mampu Hasilkan Cuan Sultan

Terdapat beragam jenis reptilia yang dipelihara dan dikembangbiakkan.

Kepada ayosurabaya, Rizky mengatakan ketertarikan dan hobi memelihara reptil sudah dilakukan sejak 2014.

BACA JUGA:  Untung Bisnis Gorengan di Gerobak, Anwar Bisa Beli Mobil Keren

Makin piawai, dia pun mulai tertarik untuk mengubah hobinya untuk bisa menghasilkan rupiah.

Dari sejumlah reptilia, Rizky mengatakan lebih memfokuskan untuk beternak kadal sejak 2017.

BACA JUGA:  Samsul Berhasil Raup Ratusan Juta Rupiah/Bulan dari Bisnis Online

Di rumahnya yang berada di Jalan Tenggumung Wetan Gang Dukuh nomor 39 Surabaya, Rizky mengoleksi beragam jenis kadal.

Jenis yang diternakkkan olehnya, antara lain kadal Bearded Dragon, Leopard Gecko, hingga Pogona.

"Ternak reptil mulai 2017-an, perkiraan ada ratusan (ekor) lebih," kata Rizky, dilansir dari ayosurabaya, Minggu (5/9/2021).

Untuk menjadi ahli di bidangnya, Rizky mengatakan banyak belajar. Hal itu dilakukannya, sebelum menekuni bisnis breeding kadal.

Ada beragam aneka referensi, dan berguru pada sejumlah rekan komunitas reptilia dan konten-konten di sejumlah media sosial.

Terdapat sejumlah kendala dalam menjalankan bisnisnya. Mulai dari hewan yang tak bisa berkembang, keracunan, hingga mati. Yang membuatnya merugi.

Kadal, ujar dia, memerlukan perawatan yang gampang-gampang susah. Salah satunya, wajib dijemur setiap pagi dan menyesuaikan suhu ruangan dengan kondisi tubuhnya.

Proses pengenalan hingga kawin pun itu juga tak singkat. Dibutuhkan waktu sekitar satu bulan, agar kadal mau dikawin dan bertelur.

Kadal bisa bertelur hingga tiga kali. Sekali bertelur, kadal bisa menghasilkan 15 sampai 20 butir telur dengan 95 persen kemungkinan menetas dengan baik.

"Kendalanya itu suhu kalau masuk musim dingin itu kayak mogok makan muntah atau bisa mati tiba-tiba," ujarnya.

Upaya Rizky yang berbisnis dari hobi, juga mulai dilirik kalangan muda di sekitarnya.

Untuk memasarkan kadalnya, Rizky menginfokan melalui media sosial dan marketplace.

Setiap ekor kadal, Rizky menjual mulai Rp 600 ribu sampai Rp 6 juta. Harga tersebut pun bisa saja berubah sewaktu-waktu, mengingat tumbuh kembang kadal, jenis, dan proses perawatan yang fluktuatif.

"Kalau harga paling murah Rp 600 ribu paling mahal itu jenis Baby Dragon, Rp 6 juta. (Belinya) Bisa lewat Instagram atau online-online lainnya," tuturnya.

Di pasaran bahkan kadal ada yang dijual mencapai Rp 20 juta. Namun, ia mengaku belum memilikinya.

Untuk kadal dengan nominal yang “tak masuk akal” itu, ia mengungkapkan tentu ada spesifikasi, kriteria, dan jenis khusus.

Misalnya, sering memenangkan beragam pementasan reptilia, tersertifikasi, hingga memiliki bentuk tubuh yang beda dari yang lain.

"Tergantung pembeli, bisa sampai Rp 20 jutaan. Kalau yang mahal, jenis-jenis yang motifnya merah," tutur dia.

Tak terasa, sudah lima tahun Rizky menekuni bisnisnya tersebut.

Setiap harinya, Rizky memberi makan serangga kepada reptilianya.

Untuk makanannya pun, ia mengaku tak membeli, melainkan juga mengembangbiakkannya. Supaya, pengeluaran untuk membeli makanan para reptilia bisa ditekan.

"Makanannya kan saya juga breeding, setiap hari saya kasih jangkrik, kecoa dubia, sorenya bisa diselingin sayuran dan jemur matahari," katanya.

Proses penjemuran pun tak boleh asal-asalan. Menurutnya, ada durasi tertentu untuk setiap reptilia atau kadal yang dipelihara.

"Jemur 20 menit untuk baby, kalau dewasa ya 1 jam. Kalau umur panjang, usia kadal ini kalau dipelihara sampai 15 tahun," ujar dia.

Dari sejumlah kadal, Rizky mengatakan sulit n untuk mengembangbiakkan dan merawat jenis Hypo Zeto.

"Kalau yang paling langka Hypo Zeto itu yang warna putih, kalau keunggulan dia putih bersih. Tapi, kelemahannya sulit breeding-nya, dari sekian persen anak bisa keluar cuma 5 persen," tuturnya.

Selain mudah dijinakkan, kadal juga tak membutuhkan banyak biaya perawatan dan makanan.

"Kalau kelebihan, mulai dari jenis banyak warna, kadal juga ramah sama anak-anak kecil dan relatif lebih jinak," katanya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co