GenPI.co - Dika Perdana Kusuma bisa mendapatkan “gaji” setiap hari setelah ternak burung puyuh petelur di Dusun Sanan, Minggir, Sleman, Yogyakarta.
Sebelum menjadi peternak burung puyuh, Dika bekerja sebagai pegawai perusahaan transportasi swasta di Jakarta.
Dia menjalani pekerjaan itu selama 12 tahun. Namun, dia merasa harus dekat dengan keluarga. Dika pun pulang kampung.
Dia merasa harus mendampingi anaknya bertumbuh. Ketika di Jakarta, Dika tidak bisa melihat perkembangan anaknya setiap hari.
“Kita hidup cuma sekali, kok, nggak bisa mengikuti tumbuh kembang anak-anak,” kata Dika dalam video di kanal YouTube Cap Capung pada 14 Januari 2023.
Dia pun memutar otak setelah pulang kampung. Dika menjatuhkan pilihan menjadi peternak burung puyuh.
Menurutnya, ternak puyuh tidak terlalu ribet. Dia pun harus terus belajar karena tidak mempunyai ilmu yang memadai.
Dia membuat kandang puyuh berukuran 6x6 meter. Menurut dia, ukuran kandang itu sudah cukup besar.
Namun, Dika tidak memungkiri teman-temannya menganggap kandang puyuh miliknya masih kecil.
“Saya pulang dari Jakarta nggak ada tempat dan modal buat kandang lebih besar,” ucap Dika.
Meskipun demikian, Dika tidak patah arang. Dia mengaku terus menikmati setiap prosesnya.
Kisah sukses Dika pun terus berlanjut. Setelah dua tahun, dia akhirnya bisa membuat kandang yang lebih besar.
Dia pun sudah bisa memetik hasilnya. Menurut Dika, harga telur puyuh lebih stabil dibandingkan telur ayam.
“Mungkin sebulan baru turun. Turunnya nggak terlalu banyak,” kata Dika. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News