Ogah Menyerah, Iding Jadi Pengusaha Sukses, Karyawannya Banyak

03 April 2021 09:20

GenPI.co - Siapa pun yang ingin menjadi pengusaha sukses bisa mencontoh dedikasi dan ketekunan Iding.

Pria asal Purwakarta, Jawa Barat, itu mampu membuktikan bahwa usaha dan doa bisa membuatnya menjadi pengusaha.

BACA JUGA: Tempat Kerja Terdampak Pandemi, Eks Pegawai Hotel Sukses Jual Kue

Saat ini Iding memiliki usaha berupa camilan kerupuk kulit. Industri rumahannya diberi nama PD Sinar Rahayu.

Lokasinya di Jalan Ipik Gandamanah, Kelurahan Ciseureuh, Kecamatan Purwakarta.

Di sanalah Iding memproduksi camilan untuk didistribusikan ke berbagai daerah.

Di antaranya ialah ke Purwakarta dan luar kota, seperti Cianjur, Subang, Karawang, Sukabumi, Bogor, Garut, dan Bandung.

Camilan yang diproduksi Iding bahkan sudah dipasarkan hingga ke wilayah Sumatera.

Saat ini Iding tidak memproduksi camilan secara sendirian. Dia dibantu puluhan karyawannya.

"Untuk proses produksi kerupuk kulit ada 20 orang. Proses pengemasan dan pemasaran ada 25 orang. Keseluruhan karyawan di Purwakarta ada 45 orang," kata Iding kepada Ayo Bandung, Rabu (31/3).

Selain di Purwakarta, para karyawan yang bekerja untuk Iding juga tersebar di berbagai daerah.

Mereka bekerja di cabang penggorengan. Di Cikampek ada tujuh orang. Di Cianjur ada 12 orang. Di Sagalaherang Subang ada lima orang.

Jangan bayangkan perjalanan Iding selalu mulus. Dia benar-benar harus bekerja sangat keras.

Iding menjelaskan, pembuatan kerupuk kulit dimulai sejak awal bahan dasar kulit sapi datang sekitar pukul 04:00 WIB.

Kulit-kulit yang masih segar itu lantas dibersihkan agar tidak ada bulu dan lemak.

Setelah bersih, kulit sapi itu lantas direbus. Proses selanjutnya ialah memotong kulit dan menjemurnya.

Iding menjelaskan, semua proses dilakukan secara natural. Dia juga tidak menggunakan bahan kimia.

Layaknya kisah sukses pengusaha pada umumnya, Iding juga menghadapi banyak kendala.

Salah satunya ialah ketika pandemi virus corona (covid-19) melanda Indonesia.

Iding harus memutar otak. Dia pun melakukan penyesuaian dengan cepat sehingga tetap bisa memproduksi kerupuk kulit.

“Penyesuaiannya membuka cabang di berbagai daerah. Alhamdulillah mampu menyerap tenaga kerja juga," ujar Iding.

Kendala lainnya ialah saat musim penghujan datang. Jika hujan turun, pengeringan terkendala.

Iding pun harus menggunakan oven. Namun, cara itu memberikan dampak, yakni biaya produksi yang naik.

BACA JUGAKreativitas Tanpa Batas, Jhonny Sukses di Bisnis Custom Fashion

Sebab, Iding harus menggunakan tabung gas dalam jumlah banyak sebagai bahan bakar.

"Namanya kerupuk kulit harus benar-benar dikeringkan. Apabila setengah kering, bisa berlendir," ucap Iding. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co