Melelahkan, Begini Proses Kokor Gola Kolang

08 Mei 2019 10:11

GenPI.co - Setiap tempat di Nusantara ini memiliki kekhsannya masing-masing. Wilayah Kecamatan Kuwus, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur dihuni oleh orang-orang Manggarai dari klan Kolang, dikenal sebagai penghasil gula merah.  Itu sebabnya gula merah di Manggarai Barat disebut gola kolang.

Kokor gola korang, adalah istilah setempat yang merujuk pada proses produksi gula merah oleh masyarakat setempat. Proses ini tidak bisa dilakukan semua orang. Butuh keterampilan khusus . Itu sebabnya mereka disebut perajin.

Proses kokor gola kolang dimulai dari ‘pante minse’.  Itu adalah aktivitas mengekstrak air dari pohon enau atau aren. Para ahli kokor gola ini mengetahui pohon enau mana yang menghasilkan air yang melimpah dengan melihat tandanya.

Baca juga:Menambah Nilai Produk Kearifan Lokal Gola Rebok Sompang Kolang 

Cairan dari enau ini juga bisa diminum langsung. Rasanya menyegarkan dan cocok menghapus dahaga saat mentari sedang terik-teriknya.

Namun tak semua pohon enau mnghasilkan airan manis menyegarkan itu. Hanya pohon enau muda – masyarakat setempat menyebut raping rana – saja yang bisa menghasilkan cairan yang akan menjadi bahan dasar gola korang ini. Pohon enau tua (raping Boghong) tidak bisa.

Pengambilan cairan enau juga butuh waktu. Pertama-tama perajin menyiapkan rede atau tangga bambu untuk memanjati pohon. Lalu sebatang kayu ara dicari. Kayu ini digunakan untuk memukul salah satu tandan pada pohon yang akan diambil cairannya.

Proses pemukulan tandan itu dilakukan pada pagi dan petang  selama kurang lebih sebulan. Selama proses itu berlangsung, perajin melihat tanda-tanda ada di mana cairan akan keluar.  Sesudah itu, perajin mengiris bagian tersbut menggunakan sebuah alat khusus bernama pante.

Ada beberapa ramuan khusus dari dedaunan juga dipakai hal tersebut untuk menjaga ciairan yang dihasilkan selalu bersih dan tidak terasa pahit.

Tandan yang sudah mengeluarkan cairan  kemudian dibungkus dengan ijuk halus untuk mencegah semut berkerumun.  sementara cairan aren yang menetes keluar kemudian ditampung dalam wadah berupa ruas bambu yang panjang. Gogong, begitu orang Kolang menamakan ruas bambu itu.

Pada pagi dan sore, gogong itu diganti secara rutin oleh perajin.  Cairan yang dihasilkan kemudian dimasak dalam wadah kuali besar untuk menjadi gula merah.

Proses kokor gola kolang memang panjang dan melelahkan. Namun Orang setempat bangga dengan kearifan lokal mereka. Kebanggan tersebut diwujudkan dengan syair-syair lagu. Sepenggal syairnya berbunyi  “hale kolang kokor gola, kokor gola hale kolang”.

Tonton juga video berikut: 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co