Ini 5 Fakta Keren Maumere, Destinasi Wisata Emir Qatar

10 Juni 2019 11:25

GenPI.co – Maumere, salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Timur mendadak viral. Pasalnya, daerah itu dikunjungi oleh seorang Emir Qatar Syekh Tamir bin Hamad Al-Tsani.

Diberitakan, Emir Qatar berada di Maumere pada Jumat (7/6/). Ia datang  bersama rombongan dengan dua jet pribadi dan sebuah kapal pesiar yang sudah tiba terlebih dahulu di Teluk Maumere pada Kamis (6/6) lalu.

Keindahan teluk Maumere dengan taman laut di sekitarnya menjadi alasan bagi Syekh Tamir bin Hamad Al-Tsani penguasa dari negara dengan minyak berlimpah  itu untuk datang berkunjung. Namun ada banyak fakta lain yang membuat Maumere layak dikunjungi. 

Apa saja? Yuk simak rangkumannya yang dihimpun GenPI.co dari berbagai sumber.

Baca juga:  Emir Qatar ke Maumere, Dongkrak Kunjungan Wisatawan 

Pernah dikunjungi oleh Paus Paulus II

Pada tahun 1989, Paus Yohannes Paulus II datang ke Indonesia dan memperpanjang kunjungannya untuk mempir ke Flores, tepatnya di Maumere. Kedatangan Paus  tentu saja disambut di dengan penuh sukacita oleh masyarakat setempat yang mayoritas adalah pemeluk Katolik. 

Kamar yang dipakai Paus yang bernama kecil Kalol Wojtyla itu untuk menginap  masih ada dirawat hingga kini dan menjadi salah satu obyek wisata religius di kota pesisir itu.  Lokasinya di Seminari Tingga Santo Petrus Ritapiret. 

Pemandangan alam yang indah

Maumere adalah sebuah kota yang berbatasan langsung dengan laut. Hal ti menjadikan kota kecil ini menyajikan banyak sekali pemandangan indah. Salah satunya adalah tentu saja Teluk Maumere yang berhasil membuat Syekh Tamir bin Hamad Al-Tsani rela terbang dari belahan bumi lain. 

Pemandangan alam di Maumere tidak jauh beda dengan pemandangan alam di kawasan Flores bagian timur lainnya. Kamu bisa melihat padang rumput yang hijau ketika musim hujan, namun padang rumut akan berganti coklat dan mengering ketika musim kemarau.

Keindahan bawah lautnya tak kalah menarik

Alam bawah laut Maumere tak kalah indah dengan Labuan Bajo di sisi barat Flores. Terumbu karang berwarna-warni yang lestari menjadi rumah bagi beragam hewan laut.  

Pesona bawah laut Maumere membuatnya menjadi salah spot favorit bagi para peselam lokal maupun Internasional.

Goyang Maumere

“Putar ke kiri e… Nona manis putarlah ke kiri, ke kiri, ke kiri, dan ke kiri ke kiri, ke kiri manis eee,”

Itu penggalan  lagu  tenar yang  mengiringi  ragam gerakan yang disebut sebagai ‘Goyang Maumere’.  Lagu berjudul asli ‘Gemu Fa Mi Re’ ini diciptakan oleh seorang musisi Maumere bernama Nyong Franco. Ia kemudian merilis lagu tersebut bersama seorang penyanyi lokal bernama  Alfred Gere dalam format VCD. 

Goyang Maumere tak kalah populer dengan poco-poco atau sejenisnya.. Goyang ini seolah menjadi ikon joget yang di Indonesia. Bahkan banyak perusahaan di kota-kota besar menggunakan tarian ini pada acara tertentu.

Punya Andil dalam Berdirinya Kompas

Jika Ende adalah tempat hadirnya embrio Pancasila, maka Maumere bisa dibilang punya andil dalam  lahirnya harian terbesar di tanah air, Kompas. Sebab, salah satu pendiri harian Kompas adalah seorang putera Maumere bernama Frans Seda.

Cerita singkatnya, Harian Kompas rupanya dulu tercetus dari ide Jend Ahmad Yani yang menyampaikan ide kepada Frans Seda. Kemudian Frans Seda meminra Jacob Oetama dan P.K Ojong untuk mendirikan Kompas. Atas jasa Frans Seda di kancah nasional, namanya pun diabadikan sebagai nama nama bandar udara di Maumere.

Simak juga video menarik berikut

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred Reporter: Mia Kamila

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co