Melihat Rumah Bersejarah Tjong A Fie di Medan

26 Juni 2019 17:20

GenPI.co – Kota Medan banyak menyajikan peninggalan sejarah berupa bangunan tua yang hingga kini masih terjaga keberadaanya. Salah satunya adalah destinasi bersejarah Tjong A Fie Mansion, lokasinya di Jalan Ahmad Yani, Medan.

Saudagar terkenal  Tjong A Fie adalah perantau dari Provinsi Guangdong perjalanan hidupnya berakhir di Medan pada tahun 1921. Ia mendirikan rumah berlantai dua itu pada tahun 1895 rampung pada tahun 1900. Bangunannya menampilkan nuansa arsitektur Tionghoa, Melayu, dan Eropa. Tahun 2009, rumah ini secara resmi dijadikan museum.

Pintu gerbang rumah itu berwarna hijau pekat, terbuat dari kayu berumur ratusan tahun, langsung berhadapan dengan bangunan rumah yang dihiasi 10 jendela model melayu dipadu eropa. 4 jendela di lantai dasar dan 6 jendela lagi di lantai dua. Pintu ini dibuka untuk kunjungan wisatawan antara pukul 09.00-17.00. 

Sebelum memasuki bagian dalam rumah, mata pengunjung akan disejuki pemandangan taman yang asri, kemudian disambut pemandu wisata yang menawarkan karcis tiket masuk seharga Rp 35 ribu per orang dewasa dan Rp 20 ribu per orang anak-anak dan pelajar.

BACA JUGA: Festival Sumbun 2019, Jadi Daya Tarik Wisatawan Datang ke Jambi

Memasuki ruang tamu, pengunjung akan disajikan dinding-dinding yang dipenuhi foto-foto Tjong A Fie bersama keluarganya dan kolega di masa lalu. Di lantai satu rumah ini memiliki 3 ruang tamu, pertama untuk menerima tamu Kesultanan Deli, kedua ruang tamu umum yang digunakan untuk menerima tamu orang Eropa (Belanda) dan Indonesia, ketiga ruang tamu keluarga. 

Ruang Tidur Tjong A Fie. Foto: Heru

Kemudian, setelah menelusuri ruang tamu di lantai satu, pengunjung bakal melihat ruang taman terbuka, posisinya tepat berada di tengah rumah. Di lokasi ini bila pengunjung menatap ke bagian atas akan disajikan pemandandang langit dibingkai 18 jendela berarsitektur Melayu.

Pemandu wisata Tjiong A Fie Mansion, Handa menjelaskan, pada zaman dahulu setiap rumah Tionghoa memiliki ruangan taman terbuka di bagian dalam. Taman ini gunakan untuk menjaga sirkulasi udara dan diyakini memiliki feng shui dan keberuntungan yang baik.

“Biasanya pengunjung berswafoto di jendela-jendela itu, di sebelah taman juga ada  tempat sembahyang para keluarga Tjong A Fie. Tapi di tempat sembahyang itu pengunjung dilarang berfoto,” katanya.

“Selanjutnya, pengunjung juga bisa melihat langsung kamar tidur Tjong A Fie. Di dalam kamar ada properti lemari dan tempat tidur mewah terbuat dari kayu jati. Selain itu ada juga sebuah koper besi yang dibawa Tjong A Fie dari Cina ke Kota Medan,” jelasnya. 

Setelah puas menikmati suasana di lantai satu, pengunjung bisa menaiki tangga ke lantai dua, “Tempat ini pada jaman dulu merupakan ruangan yang digunakan Tjong A Fie untuk mengadakan pesta bersama para tamu-tamunya,” papar Handa.

Sudut jendela rumah Tjong A Fie. Foto: Heru

Tjong A Fie dikenal sebagai tokoh multikultural yang bisa merangkul semua kalangan. selain dengan etnis Tionghoa. Jiwa saudagarnya yang suka menyantuni anak-anak sehingga dikenal sebagai orang yang dermawan. Ia juga dekat dengan kalangan Melayu, Belanda, India dan Arab.

“Ia tidak hanya menjalin hubungan baik dengan Belanda tapi juga akrab dengan Sultan Deli. Tjong A Fie pun ikut menyumbang biaya pembangunan Masjid Raya Medan, sebuah masjid di Gang Bengkok, gereja, kelenteng, rumah sakit dan Jembatan,” ucap pemandu wisata, Handa.

Pada tahun 1985-1900 Tjong A Fie mendirikan Bank Kesawan di lahan seluas 1 hektar. Dalam wasiatnya ia  meminta keturunannya untuk menjalankan prinsipnya tersebut dan terus berbuat baik, dengan tetap menyantuni anak tidak mampu dan tidak beprilaku sombong.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co