GenPI.co - Desa Wisata Brayut di Sleman, Yogyakarta, terus berupaya memulihkan diri setelah terkena dampak pandemi covid-19 dengan memperkenalkan daya tariknya.
Salah satu caranya ialah dengan menggelar Pesta Budaya Desa Wisata Brayut, Minggu (3/7).
Lebih dari 400 pengunjung menyaksikan berbagai kegiatan dalam acara tersebut.
Acara diramaikan dengan berbagai stand kuliner, produk-produk UMKM serta pertunjukan seni, seperti jatilan klasik, tari Golek Ayun-Ayun, Brayut Mini Museum, dan studi budaya.
Di mini museum, para pengunjung disuguhi pengetahuan mengenai sejarah Brayut zaman kolonial Belanda, penghargaan yang pernah diraih, dan display produk dan hasil bumi milik Desa Wisata Brayut.
Di studio budaya, para pengunjung bisa berfoto menggunakan pakaian adat Jawa dengan latar alami yang identik dengan budaya Jawa.
Kepala Dinas Pariwisaya DIY Singgih Raharjo mengimbau pengelola Desa Wisata Brayut meningkatkan pariwisata berkelanjutan.
Hal itu meliputi pengelolaan destinasi, sosial ekonomi, sumber daya manusia, dan kelembagaannya.
Sebab, peningkatan itu bisa menjadi peluang besar meningkatkan kawasan pariwisata dan perekonomian masyarakat.
“Desa wisata punya harapan yang cukup besar karena nantinya akan menjadi bagian dari pengembangan kawasan pariwisata di Yogyakarta,” ujar Singgih.
Dia menjelaskan kelembagaan juga memiliki arti yang tidak kalah penting.
Menurut Singgih, tidak hanya pokdarwis yang harus memiliki semangat membara, tetapi juga pemerintah.
“Semoga dengan adanya acara ini Brayut dan Travelxism bisa menyebarkan racun dan virus yang positif kepada daerah lain untuk dapat berdaya dan berbudaya,” imbuh Singgih.
Bupati Kabupaten Sleman Kustini Sri Purnomo juga mengapresiasi
Travelxism dan Desa Wisata Brayut yang telah bekerja sama mewujudkan acara pesta budaya.
“Mengingat rekam jejak Brayut yang bisa membawa pengunjung mancanegara menginap selama beberapa hari tentu Brayut sudah hebat dan hanya perlu dikembangkan lagi,” ujar Kustini. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News