Nonton Balap Kerbau di Sumbawa, Yuk

11 September 2018 12:05

Akhir pekan ini, tepatnya Sabtu (15/9) depan, Festival Pesona Moyo 2018 akan dibuka. Event ini dipastikan seru sejak awal. Apa lagi ada atraksi seru yang dijamin membuat adrenalin meluap-luap. Atraksi tersebut apa lagi kalau bukan Barapan Kebo.

Dari namanya, kamu  mungkin bisa menebak seperti apa sih Barapan Kebo. Yup, Barapan Kebo adalah lomba adu balap. Tepatnya menggunakan dua ekor kerbau yang dikendalikan seorang joki.

Dahulu, balapan ini dilakukan saat awal musim tanam padi tiba di Sumbawa. Tak heran jika permainan tradisional ini lestari hampir ke seluruh desa di Sumbawa.

Barapan Kebo ternyata punya panggilan keren. Yaitu Saka Buffalo Race. Kegiatan ini serupa dengan permainan tradisional Karapan Sapi asal Madura yang sangat legendaris. Atau Pacu Jawi yang juga sangat digandrungi di Sumatera Barat.

Dari pesta rakyat, Barapan Kebo berubah menjadi sebuah atraksi wisata. Atraksi ini tak hanya dinanti-nanti masyrakat setempat. Tetapi juga wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara.

"Boleh dibilang, ini merupakan salah satu bukti kekayaan budaya Indonesia. Barapan Kebo di Sumbawa ini merupakan salah satu magnet besar yang menarik wisatawan mancanegara (wisman) untuk berlibur ke Indonesia," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya, Senin (10/9).

Salah satu bagian terseru tentu saja  saat para joki sudah beraksi. Mereka akan adu kecepatan untuk menjatuhkan sebuah tongkat kayu yang ditancapkan di ujung arena.

Jalur pacunya adalah area  sawah yang berlumpur. Wajah para joki kontan menjadi belepotan. Belum lagi jika ada joki yang jatuh dengan mimik muka yang lucu, dan ini sangat ditunggu oleh para penggemar Barapan Kebo. Karena mengundang gelak tawa.

"Untuk itu tradisi ini dipilih sebagai acara pembukaan Festival Pesona Moyo. Meski Festival ini telah dimulai sejak tanggal 9 September 2018. Karena tradisi ini akan mempersatukan masyarakat Sumbawa. Sekaligus sebagai bukti bangkitnya masyarakat Sumbawa  yang baru-baru ini tertimpa bencana gempa bersama Lombok," ungkap Menpar.

Menurut Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar, Ricky Fauzi, tradisi ini memang unik. Karena pesertanya tidak mengincar hadiah yang diberikan. Barapan Kebo lebih menjadi arena pertaruhan harga diri dan martabat. Belum lagi harga kerbau yang melonjak tinggi jika berhasil menjadi juara. Bayangkan saja harga seekor kerbau bisa naik menjadi Rp100 juta.

"Ada economic value disini. Ini sisi lain dari seni budaya. Sekaligus sebagai magnet bagi wisman untuk datang ke Sumbawa. Itu juga economic value. Kalau kata Pak Menteri bilang, budaya itu semakin dilestarikan semakin mensejahterakan. Barapan Kebo ini buktinya," ujar Ricky.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co