GenPI.co - Bangunan Balai Juang bercat putih peninggalan kolonialisme Belanda itu tepat berada di tengah pusat kota Langsa, Provinsi Aceh. Di kanan gedung berdiri tegap tiang yang mengikatkan bendera Merah Putih.
Saat kamu menginjakkan kaki ke dalam gedung, susana langsung berubah. Hening. Suara kendaraan nyaris tak terdengar. Dinding-dinding penuh dengan koleksi benda bersejarah. Di sudut kanan dalam gedung terlihat pria dewasa mengenakan baju merah asyik memotret benda-benda itu yang terletak di dalam kaca.
Seorang pengunjung mahasiswa dari Banda Aceh Safrizal mengatakan, museum Kota Langsa itu sangat tepat menjadi destinasi wisata sejarah dan pusat kajian sejarah.
BACA JUGA: Momen Seru Liburan Nia Ramadhani dan Keluarga Bakrie di Pulau
"Koleksi benda bersejarah yang dipamerkan di sini memiliki nilai, referensi yang kuat, dan dokumen yang dapat dipertanggungjawabkan," katanya, Selasa (22/10).
Kehadiran museum itu diharapkan bisa membuat masyarakat menambah pengetahuan terkait sejarah Kota Langsa maupun Provinsi Aceh.
Selain itu, juga tidak melupakan peradaban Islam di provinsi berjuluk Bumi Serambi Mekah tersebut.
Kepala Seksi Cagar Budaya dan Museum Dinas Pendidikan dan Kabudayaan (Disdikbud) kota Langsa, Riza Arizona mengatakan museum itu baru diresmikan dan terbuka untuk umum pada 22 Januari 2019.
BACA JUGA: Cilacap Punya Taman Tali Asmoro Yang Instagramable, Yuk Mampir!
Meski baru dibuka, museum diharapkan menjadi tujuan masyarakat Kota Langsa dan Aceh secara umum, untuk menjadikannya sebagai pusat kajian sejarah.
"Kami harapkan generasi muda yang datang peduli terhadap sejarah. Dengan demikian, ke depan mereka akan sangat serius belajar sejarah sehingga mereka jadi mengetahui dan tidak pernah melupakan sejarah," ujarnya.
Di samping itu, kata dia, museum itu juga dikembangkan menjadi destinasi wisata sejarah baru di Aceh yang dapat dikunjungi wisatawan nasional maupun mancanegara. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News