Gorontalo memang memiliki tradisi yang lestari. Salah satunya adalah kue Dumalo yang proses pembuatannya menarik, semenarik cita rasanya.
Memang unik, karena proses pembuatan kue ini menggunakan batok kelapa yang dilubangi kecil di bagian bawahnya.
Adonan kue yang kental dimasukkan dalam batok kelapa, lalu adonan kue mengalir melalui lubang-lubang tempurung ke wajan yang panas yang berisi minyak kelapa. Tempurung terus digoyang tanpa henti untuk membuat bentuk-bentuk unik. Setelah dirasakan cukup, tempurung disingkirkan dari atas wajan.
Adonan yang berbentuk memanjang saling bertaut di atas wajan panas, sebelum mengeras lalu dilipat dengan menggunakan penjepit bambu menjadi bentuk empat persegi panjang. Setelah dilipat, Dumalo terus digoreng hingga berwarna kecoklatan. Setelah dirasa sudah matang seluruhnya, Dumalo lalu diangkat dan ditiriskan agar minyakmya keluar
Sebelum dimasukkan toples untuk disimpan, Dumalo yang renyah ini dibiarkan sejenak di raung terbuka.
Nita adalah wanita paroh baya warga Telaga Kabupaten Gorontalo yang sejak usia muda sudah menekuni pembuatan kue Dumalo. Menurutnya, bahan pembuatnya sederhana. Hanya tepung beras, gula dan air secukupnya.
Takaran bahan untuk membuat Dumalo adalah tepung beras sebanyak 2 liter, gula setengah kilogram dan air secukupnya.
Bahan-bahan ini dicampur dan diaduk hingga rata, sebelum dituangkan dalam batok kelapa.
Ada tips menarik yang dianjurkan Nita. Banyak lubang dalam tempurung minimal 13 buah atau lebih. Ini agar semakin mudah untuk mengkreasi Dumalo dengan bentuk- bentuk yang unik
Dumalo yang memiliki cita rasa manis, renyah dan gurih. Kue ini masih dapat dijumpai di pasar tradisional dengan harga yang relatif murah, Rp1.000 per buah atau sekitar Rp55.000 per toples.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News