GenPI.co - Biasanya, jembatan terbuat dari bahan dasar besi baja agar kuat dan tahan lama. Tapi di Sumatra Barat, sebuah jembatan yterbentuk dari jalinan akar pohon beringin.
Jembatan berusia satu abad itu dibangun oleh seorang ulama bernama Pakiah Sokab untuk menghubungan kedua desa yang terpisah oleh sungai Bayang. Kedua kampung itu adalah Lumbuk Silau dan Puluik-Peluik, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan.
BACA JUGA: Tidak Perlu ke Timur Tengah, Gurun Pasir Ada di Babel
Jembatan awalnya dibentuk dari rangka bambu dan di bagian ujung dililit agar pohon beringin di kedua sisi. Lalu kemudian alam yang menuntaskan pekerjaan. Akar-akar beringin menjalari rangka bambu dan membentuk struktur yang kokoh sekaligus indah.
Kondisi tersebut menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun mancanagera yang berkunjung ke tanah Minang. Mereka ingin mengabadikan momen di atas jembatan yang cukup ikonik itu.
Tiket retribusi di lokasi tersebut pun cukup murah dengan harga Rp. 5.000 perorang saja. Untuk memperkokoh, pemerintah setempat sudah menambah tali baja. Dengan begitu jembatan ini semakin aman untuk dilewati.
BACA JUGA: Eksostis, Pantai Lampuuk Disebut Kuta-nya Aceh
Jembatan itu memiliki memiliki panjang 25 meter dengan lebar 1,5 meter dan ketinggian 10 meter. Sungai di bawah jembatan pun sangat alami, Airnya sejuk dan cukup jernih.
Beberapa jenis ikan hidup di sungai itu. Namun, hewan-hewan itu dikeramatkan sehingga tidak boleh dipancing. Namun yang mau main air dan berenang bersama ikan, dipersilahkan melakukan itu hingga puas.
Jembatan ini berada di lokasi yang berjarak 80 kilometer dari pusat kota Padang. Menuju ke sana pun tak akan penat. Pasalnya, pemandangan alam yang disajikan sangat memanjakan mata.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News