Kota Jazz itu Bernama Jogja

02 November 2018 22:17

Para pecinta musik jazz,  mestinya menjadikan Jogja sebagai daftar wajib kunjung untuk menikmati musik kecintaannya. Sejumlah pertunjukan musik jazz telah teragendakan dengan baik serta berjalan bertahun-tahun. Mulai yang tampil di pedesaan, di kawasan heritage, di gedung pertunjukan maupun di kampus.

Banyak wisatawan mengakui, makan di Jogja itu, enak dan murah.   Barang kerajinan atau suvenir di Jogja itu bagus-bagus, kreatif dan murah. Oleh-oleh di Jogja itu beragam dan murah.

Nah, untuk pertunjukan musik jazz ini, harga murah juga menjadi ciri khas dan keunggulan tersendiri. Bahkan ada yang digelar gratis. Menonton Ngayogjazz, pertunjukan jazz sehari penuh yang digelar di desa-desa wisata atau desa budaya, tidak dipungut biaya. Alias gratis!

Untuk tahun 2018 ini, Ngayogjazz digelar pada 17 November 2018 Di Desa Gilangharjo, Pandak, Bantul. Sejumlah musisi jazz lokal, nasional maupun mancanegara tampil di beberapa panggung yang digelar di Ngayogjazz. Ngayogjazz 2018 mengambil tema “Negara Mawa Tata, Jazz Mawa Cara.”

Penonton Ngayogjazz yang datang dari luar kota hanya perlu bayar ojek ke lokasi pertunjukan. Dan itu pemandangan yang jamak terjadi saat Ngayogjazz dihelat. Jalur menuju desa tempat digelarnya Ngayogjazz akan banyak dijumpai pengendara motor dengan jaket hijau hitam dan helm berlogo ojek online.

Soal "stamina" bisa dilihat dari keberlangsungan Ngayogjazz hingga 2018 ini. Pertama kali digelar tahun 2007, pertunjukan ini terus bertahan sampai sekarang. Dengan penonton yang selalu berjubel. Kendati hujan saat berlangsungnya acara.

Konser jazz yang juga identik dengan Jogja adalah Economic Jazz Live (EJL). Digelar pertama tahun 1987 dengan konsep "harga mahasiswa." Bahkan setelah "bermetamorfose" menjadi pertunjukan kelas dunia sejak 2011, harganya pun tetap "kelas angkringan."

Bayangkan, kombinasi musisi jazz papan atas dunia dengan para musisi dan penyanyi terbaik nasional tersebut bisa disaksikan dengan harga tiket yang bersahabat.

Untuk tahun 2018 ini, tiket UGM Jazz antara Rp 200.000 (kelas silver) hingga Rp 800.000 (diamond) saja. Padahal yang tampil adalah Diva Pop Indonesia Ruth Sahanaya, Kunto Aji dan Legenda Pianis Dunia Bob James. Ada pula Candra Darusman. Menonton konser tunggal Ruth Sahanaya atau Kunto Aji di tempat lain, bisa saja membayar jutaan. Yang ini, masih ditambah musisi kelas dunia yang punya nama, tiket termahalnya masih di bawah sejuta.

Tak pelak, UGM Jazz menjadi langganan para penggemar musik jazz. Pernah ada penonton yang datang dari Kuala Lumpur saat Casiopea tampil. "Kali ini ada yang dari Korea Selatan karena ingin lihat Bob James," kata Artha, project manager UGM Jazz 2018.

Penonton dari kota-kota dari luar Jogja, juga selalu menjadikan UGM Jazz sebagai langganan untuk "pulang kampung" bernostalgia dengan Jogja. Apalagi tahun 2018 ini, UGM Jazz juga bernuansa nostalgia.

Ruth Sahanaya yang dipercaya Universitas Gadjah Mada (UGM) mendampingi Bob James, untuk tampil di Grand Pacific, Yogyakarta, Sabtu (3/11) ini merupakan penyanyi yang diundang saat konser ini digelar pertama tahun 1987. Mereka yang dulu ‘hidup bersama’ lagu-lagu hits seperti Keliru, Masa Kecil, Seputih Kasih, Andaikan Kau Datang, Memori, Tak Kuduga, Sinaran dan Ingin Kumiliki, bisa mengenangnya kali ini.

Uthe, sapaan akrab Ruth Sahanaya akan diiringi band yang dipimpin Edwin Saladin. Ini juga nama beken di musik jazz tanah air. Dan, menarik untuk ditunggu pula, Uthe yang bernostalgia menyanyikan dua lagu diiringi Candra Darusman, pianis pop-jazz pendiri grup Karimata dan Chaseiro.

"Lagunya apa, rahasia....nanti saja di saat konser," seloroh Uthe sembari melirik Candra Darusman saat konferensi pers UGM Jazz di Royal Ambarrukmo lantai 8, Jumat sore (2/ 11).  Dalam konperensi pers ini hadir pula Bob James bersama Michael Pallazolo (basis) dan Ronald Ottis (drummer) serta Promotor UGM Jazz Tony Prasetiantono.

Menikmati jazz khas Jogja juga bisa dilakukan di forum Jazz Ben Senen (Jazz Tiap Senin). Jazz Mben Senen hadir di pelataran Bentara Budaya Yogyakarta setiap hari Senin malam, mulai pukul 20.00 WIB.

Jadi, menikmati jazz di Jogja, bisa dijadikan agenda tahunan atau mingguan. Berwisata musik, menikmati musik berkualitas dengan "harga" dan suasana khas Jogja. Monggooo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co