Pagaralam Heritage Trail 2018: Menjelajahi Kawasan Dempo

11 Desember 2018 16:09

Pagi itu, Sabtu (8/12), matahari mulai menyapa para peserta Pagaralam Heritage Trail 2018 yang berkumpul di lapangan Vila MTQ. Cuaca yang bersahabat membuat peserta yang berjumlah sekitar 600 orang tersebut bersemangat mengikuti jalur perjalanan hingga 6 km.

Wakil Walikota Pagaralam Muhammad Fadly membuka sekaligus melepas dimulainya perjalanan Pagaralam Heritage Trail 2018. Ia mengatakan, Pagaralam adalah kota yang memiliki kawasan wisata pegunungan. Bahkan Pagaralam dinobatkan sebagai wilayah dataran tinggi terpopuler kedua di Indonesia oleh Kementrian Pariwisata RI.

“Kami bangga atas prestasi ini dan kami berharap Pagaralam minimal bisa mempertahankan prestasi ini," kata Muhammad Fadly saat melepas peserta.

Lebih jauh M Fadly mengatakan event Pagaralam Heritage Trail 2018 ini akan semakin mempopulerkan wisata-wisata alam yang selama ini kurang tereksplor. "Jika wisata-wisata alam ini populer dan semakin berkembang maka akan banyak mendatangkan wisatawan. Tentunya ini akan sangat membantu kesejahteraan masyarakat Pagaralam," ujar Muhammad Fadly.

Usai dilepas Wakil Walikota, peserta memulai start dengan melintasi perkebunan teh dan kopi berjarak 1,3 km. Di sini peserta disajikan pemandangan nan indah khas pegunungan. Sepanjang mata memandang terhampar pemandangan hijau yang menyegarkan. Di sini pula peserta bisa menyaksikan para pekerja pemetik teh sedang mengerjakan rutinitasnya.

Bagi pecinta wisata petualangan dan budaya, memang acara ini dapat menyalurkan hobi mereka “berburu” situs bersejarah sekaligus menjawab tantangan perjalanan menikmati alam di kota Pagarlam.

Event ini merupakan ajang jelajah alam dengan melintasi kawasan di sekitar Gunung Dempo.  Di sini peserta diajak menikmati beragam  pemandangan nan indah dan menyejukan, dari mulai kebun teh, kopi, melewati jembatan gantung,  bambu yang di bawahnya sungai hingga pematang sawah.

 Tak hanya itu, saat melintasi situs megalitik peserta bisa mendapatkan pengetahuan sejarah di zaman batu. Di sini pengunjung disajikan dengan rumah batu setinggi satu meter yang tersusunSelain itu, peserta juga diajak menyusuri desa-desa tua di kawasan tersebut.

"Luar biasa. Bila dibandingkan dengan pemandangan alamnya yang indah sepanjang mata, maka rasa lelah seperti terbayarkan. Kita juga memiliki pengalaman dengan sensasi yang tak akan terlupakan. Mulai dari hamparan kebun teh, jembatan gantung, hingga jembatan bambu yang menguji andrenalin. Sungguh sensasi alam yang luar biasa," ujar Lisa, peserta dari Poltekpar Palembang.

Sementara seorang fotografer asal Yogyakarta, Alfian mengaku puas dengan  spot-spot foto yang bisa ada. "Saya tahu event ini dari internet, saya dan teman-teman pun datang mengejar event ini," ujar pria yang mengaku mahasiswa UGM ini.

Kegiatan Pagaralam Heritage Trail 2018 sebelumnya direncanakan berlangsung 23-25 November, namun akhirnya mundur dan baru terlaksana 7-9 Desember 2018 ini. Kegiatan ini sendiri terlaksana atas dukungan Kemenpar yang bekerjasama dengan Pemkot dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pagaralam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co