Pantai Lilito Buol Memanggil Penyuka Wisata Bahari

Jangan lewatkan keindahan dan pesona Pantai Lilito di Kecamatan Paleleh Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah. Inilah pantai pasir putih yang lembut penuh sensasi.

Tidak sulit untuk menikmati pantai yang masih perawan ini, pengunjung hanya butuh 15 menit dari jalan Trans Sulawesi. Memasuki arah pantai, pengunjung disuguhi pemandangan bukit-bukit yang kokoh, dengan tanaman yang menjulang tinggi di atas langit.

Namun jangan terlena dengan pemandangan indah, jalan menuju pantai perlu kewaspadaan agar tidak terperosok. Pesona kanan kiri jalan sungguh menggoda.

Pantai Lilito menyimpan kehangatan sinar matahari, kombinasi yang tepat dengan kesegaran air lautnya. Pengunjung yang pernah datang ke sini akan ketagihan untuk kembali.

Tidak hanya manusia, ternyata hangatnya pantai ini juga disukai burung maleo (Macrocephalon maleo), burung endemik Pulau Sulawesi. Burung ini datang setiap hari untuk bertelur, menggali pasir dan menimbun telurnya di sini, hangatnya pasir akan menetaskan telur burung ini setelah 60 hari.

"Pantai Lilito memang indah, tidak hanya manarik wisatan untuk datang juga menjadi habitat bertelurnya burung Maleo," kata Maya Usman, staf Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Buol, Jumat (18/1/2019).

Pantai Lilito yang digunakan untuk bertelur burung Maleo terpisah dengan yang dimanfaatkan untuk wisata. Ini penting untuk menjaga kelestarian satwa langka ini.

Jika beruntung, penyu-penyu pun bisa dijumpai untuk bertelur di pantai ini. Satwa dilindungi ini menititipkan telurnya pada kehangatan pasir Lilito. Penyu atau telurnya  harus dilindungi karena satwa ini tinggal sedikit, bahkan dalam 1000 butir telur penyu, yang akan sampai tumbuh dewasa sangat sedikit, banyak yang mati karena perburuan telur, terjerat jaring, diburu atau dimangsa predator.

"Kalau dari ibu kota kecamatan Paleleh, Pantai Lilito dapat ditempuh dalam waktu 40 menit," ujar Maya Usman.
Pantai Lilito memang benar-benar masih perawan, keindahannya selalu membuat rindu wisatawan.