Lima Tempat Ini Harus Kamu Kunjungi Jika ke Semarang

06 Februari 2019 19:57

Mengunjungi kota tertentu saat berwisata atau travelling, tentu butuh panduan. Dan sebagai kota dengan sejarah cukup luas, Semarang memiliki banyak spot dan destinasi menarik untuk dikunjungi. Berikut lima tempat dengan ikonik terbaik yang juga dapat dijadikan sebagai agenda wisata reliji saat ke Semarang.

Lawang Sewu

Bangunan Lawang Sewu mudah ditemukan. Berada di sisi timur Tugu Muda, sebuah tugu untuk memperingati heroiknya pejuang-pejuang dalam Pertempuran 5 Hari di Semarang, bentuknya sangat unik.

Dibangun 27 Februari 1904 dan selesai pada 1907 dengan nama Het hoofdkantor van de Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (Kantor Pusat NIS), dulunya ini merupakan administrasi perkantoran jawata kereta api milik Belanda tersebut.

Arsiteknya adalah Prof Jacob F Klinkhamer (TH Delft) dan BJ Quendag. Seluruh proses perancangan dilakukan di Amsterdam Belanda, baru kemudian gambar-gambar dibawa ke Kota Semarang. Melihat dari cetak biru Lawang Sewu tertulis bahwa site plan dan denah bangunan ini telah digambar di Amsterdam pada tahun 1903. Begitu pula kelengkapan gambar kerjanya dibuat dan ditandatangani di Amsterdam tahun 1903.

Melihat jumlah pintu (sebenarnya merupakan jendela) yang sangat banyak, warga sekitar menyebutnya dengan Lawang Sewu (pintu seribu). Uniknya lagi, masih banyak kaca-kaca patri yang didatangkan langsung dan masih dipertahankan hingga saat ini. Begitu pula dengan ruang bawah tanah juga masih dipertahankan meski tidak semua pengunjung diperkenankan memasukinya.

Namun untuk spot foto dan memperkaya konten social mediamu, Lawang Sewu adalah pilihan terbaik.

MAJT

MAJT (Masjid Agung Jawa Tengah) merupakan bangunan dengan gaya arsitektural campuran Jawa, Islam dan Romawi yang dirancang Ir H Ahmad Fanani. Bangunan utama masjid beratap limas khas bangunan Jawa namun di bagian ujungnya dilengkapi dengan kubah besar berdiameter 20 meter ditambah lagi dengan 4 menara masing masing setinggi 62 meter di tiap penjuru atapnya sebagai bentuk bangunan masjid universal Islam lengkap dengan satu menara terpisah dari bangunan masjid setinggi 99 meter.

Gaya Romawi terlihat dari bangunan 25 pilar dipelataran masjid. Pilar-pilar bergaya koloseum Athena di Romawi dihiasi kaligrafi kaligrafi yang indah, menyimbolkan 25 Nabi dan Rosul, di gerbang ditulis dua kalimat syahadat, pada bidang datar tertulis huruf Arab Melayu “Sucining Guno Gapuraning Gusti“.

Menarik lagi, ada payung-payung elektrik raksasa yang hanya dibuka saat hari tertentu. Daya tarik lain dari masjid ini adalah Menara Al Husna atau Al Husna Tower yang tingginya 99 meter. Sedangkan di lantai 2 dan lantai 3 digunakan sebagai Museum Kebudayaan Islam, dan di lantai 18 terdapat Kafe Muslim yang dapat berputar 360 derajat.

Lantai 19 untuk menara pandang, dilengkapi 5 teropong yang bisa melihat kota Semarang. Pada awal Ramadhan 1427 H lalu, teropong di masjid ini untuk pertama kalinya digunakan untuk melihat Rukyatul Hilal oleh Tim Rukyah Jawa Tengah dengan menggunakan teropong canggih dari Boscha.


Pagoda Avalokitesvara

Pagoda Avalokitesvara terletak satu kompleks dengan Vihara Buddhagaya, letaknya di sisi selatan kota di pinggir jalan raya Semarang-Solo (bukan jalan tol). Pagoda ini juga dikenal dengan nama Pagoda Kwan Im.

Bangunan ini mulai dibangun pada bulan Agustus 2004 dan diresmikan pada tanggal 14 Juli 2005 yang lalu dinobatkan sebagai pagoda yang tertinggi di Indonesia. Pada bangunan ini juga sangat kental dengan budaya Tiongkok yang merupakan bangunan suci sebagai perwujudan Metta Karuna (cinta kasih) para Buddha di alam semesta ini. 

Pagoda yang memiliki tinggi 45 meter ini dibangun dengan hampir semua konstruksi bangunannya terbuat dari beton. Di bangunan ini banyak menggunakan latar warna merah yang dibawa dari tradisi Tiongkok, yang menurut orang Tiongkok melambangkan kebahagiaan. Pagoda ini terdiri dari tujuh tingkat yang menjadi tempat dari sekitar 30 patung pemujaan. Di dalamnya terdapat sebuah rupa Avalokitesvara Boddhisatva yang tingginya 5 meter yang berukuran raksasa mendiami rongga tengahnya yang menjulang tinggi, dikelilingi gunungan buah-buahan dan bunga sebagai persembahan.

Ada pula pohon Boddhi di sekitar pagoda dimana di pohon ini konon merupakan tempat pertama Sang Buddha bermeditasi. Terdapat pula batu yang bentuknya mirip gong yang menjadi penanda awal mula daerah Watugong, tempat vihara berada.

Klenteng Sampokong


Keberadaan klenteng ini berkaitar erat dengan persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama Islam yang bernama Zheng He (Cheng Ho). Tanda yang menunjukkan sebagai bekas petilasan yang berciri keislamanan dengan ditemukannya tulisan berbunyi "marilah kita mengheningkan cipta dengan mendengarkan bacaan Al Qur'an".

Selain nuansa China yang kental dengan klenteng dan dominasi warna merah, sejak 2011 lalu dihadirkan pula sebuah patung Cheng Ho raksasa dan terbesar di dunia. Patung perunggu itu memiliki tinggi 10,7 M.

Begitu pula dalam memperingati 600 tahun pendaratan Cheng Ho di Semarang, telah dibuat relief pendaratannya disertai pengantar 3 bahasa yakni China, Inggris dan Indonesia. Tradisi perayaan rutin tiap tahun pendaratan Cheng Ho ini pula yang masuk dalam Calender of Event (CoE) Kemenpar.

Gereja Blendug

Nama sebenarnya dari gereja ini adalah GPIB Immanuel Semarang. Namun karena bentuk ubahnya yang setengah lingkaran atau mBlendhug dalam Bahasa Jawa, maka ia lebih popular disebut Gereja Blendug.

Ini merupakan gereka tertua yang dibangun di Semarang yakni pada tahun 1753 dan masih terjaga dengan baik sampai saat ini. Posisinya terletak persis di tengah Kota Lama, sebuah areal kota yang dibangun oleh Belanda yang kono juga dikelilingi oleh benteng pertahanan.

Ciri khas bangunan ini berkubah besar, dilapisi perunggu, dan di dalamnya terdapat sebuah orgel Barok. Arsitektur di dalamnya dibuat berdasarkan salib Yunani. Gereja ini direnovasi pada 1894 oleh W Westmaas dan HPA de Wilde, yang menambahkan kedua menara di depan gedung gereja ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co