Uji Nyali Bertubi-tubi, Sensasi Menginap di Hotel Gantung Skylodge

06 Maret 2019 13:06

Hotel atau penginapan adalah tempat yang biasanya digunakan untuk beristirahat. Namun, pernahkah membayangkan untuk beristirahat saja harus berusaha mendaki tebing yang tinggi lebih dulu? 

Di Gunung Parang, Purwakarta, terdapat Skylodge yang dinobatkan sebagai tempat penginapan pertinggi di dunia. Tepatnya berara pada ketinggian 500 meter.

Tidak hanya mesti mendaki dulu, tembok kamar Skylodge juga terbuat dari kaca hingga makin menguji nyali saat sudah berada di dalamnya. Sensasi seperti sedang melayang di udara, dan saat membuka jendela langsung dihadapkan dengan pemandangan yang asri dari ketinggian.

Gunung Parang memang selama ini sudah dikenal sebagai kawasan panjat tebing bahkan hingga mancanegara. Dengan bukit batu andesit raksasa yang memiliki ketinggian hingga 1.000 meter menebarkan pesona, ditambah pemandangan yang eksotis. 

Di atas ketinggian itu pula dibangun penginapan yang cocok untuk menguji adrenalin,. Kali ini Tim GenPI.co akan mengajak anak kota Amanda Dwi Arista, untuk menginap di Skylodge Purwakarta.

"Biasanya perjalanan Jakarta ke Bandung itu sekitar 3 jam, tapi karena macet [akibat] ada pembangunan jalan, kayaknya nggak mungkin deh sampai dalam waktu tiga jam, " keluh Amanda.

Amanda mengemukakan Jakarta Bandung akhirnya tuntas ditempuh dalam waktu delapan  jam perjalanan. Sudah malam, Amanda hanya berkesempatan melihat tebing dulu.

“Malam ini kita nggak langung naik, tapi istirahat dulu di basecamp kawasan tebing, paginya baru kita naik. Malam di sini bagus banget, nuansanya benar- benar masih alam tanah yang basah, ada suara jangkrik dan kodok,” ujar Amanda.

Pagi hari pun tiba, tidak lupa untuk mengisi tenaga sebelum menaiki tebing, terlebih dalu mengisi perut dengan sarapan "Laper banget, untungnya disini dikasih makan nasi goreng jengkol atau pete, dan segelas teh hangat." 

Tiba saatnya mendaki. Sebelumnya, i akan disuguhkan hamparan sawah dengan terasering yang rapih, jalan setapak sawah itulah yang menjadi rute jalan menuru tebing yang akan dinaiki.

Sesampainya dibawah kaki tebing, sebelum naik akan dipasangkan alat- alat pengaman lebih dulu, seperti berbagai tali yang mengikat dibadan mulai dari kaki hingga pinggang, tak lupa helm untuk keselamatan kepala bila terkena benturan.

"Jadi untuk naik ke ferratanya aja itu tuh sudah capek banget, karena tangganya terbuat dari batu, jadi nggak rata gitu jalannya,” kata Amanda.

Setelah sampai ferrata, tugas pertama adalah mengaitkan besi demi besi buat naik keatas. “Rasanya sudah kayak spiderman. Awalnya nggak berani buat lihat kebawah. Sampai di 100 meter, rasanya sudah tinggi banget. Kelihatan semua pemandangan. Sudah keriting semua jari sedangkan tempat peristirahatan ferrata ada di 200 meter," kata Amanda

Akhirnya Amanda sampai ke tempat ferrata 200 meter untuk beristirahat. Kesempatan itu digunakannya untuk minum dan beraksi dengan kameranya, tak mau kehilangan kesempatan bergaya di antara pemandangan yang indeh dengan penampakan dua buah.

Selesai beristirahat, Amanda melanjut kembali aksi panjatnya, untuk  sampai ke Skylodge yang berada di ketinggian 300 meter.

Saat Skylodge sudah mulai terlihat dengan letak posisi sejajar, masih ada tantangan lainnya yang ekstrem yaitu menaiki flying fox dari ferrata menuju Skylodge. 

“Jadi karena aku ketakutan banget, pas di flying fox tuh aku muter muter, dan sempat kebentur, untungnya pake helm jadi safety," Lanjut Amanda

Pegiat Panjat Tebing

Skylodge di atas tebing ini mulai dibangun pada akhir 2014 oleh masyarakat pegiat panjat tebing. Skylodge berukuran 6 meter dengan lebar 2,5 meter ini, memiliki fasilitas yang tidak jauh beda dengan hotel pada umumnya, diantaranya terdapat kasur angin, wastafel, toilet, televisi, AC, pemanas makanan dan air, juga dispenser,tentunya  lampu yang dialiri listrik dari Desa Pesanggrahan.

"Sekarang aku udah sampai dalam Skylodge nya, ada fasilitas tangga untuk kita bisa ke luar dan begitu masuk sudah adem karena ada AC-nya, mau tidur ada kasurnya, ada TV juga kalau bosen,” kata Amanda. 

Di Skylodge juga disediakan makanan siap saji, dan menyediakan air hanya 20 liter sehingga mesti berhemat

“Disini nyaman banget buat tidur, padahal masih jam 9 malam tapi rasanya pengen tidur terus mungkin karena udaranya dingin kali ya," lanjutnya.

Pagi hari pun tiba, Tim GenPI.co hari ini akan kembali pulang menuju Jakarta, dengan dipandu oleh pemandu Skylodge untuk turun ke bawah. 

"Sempat kepikiran gimana cara turunnya. Ternyata turunnya lebih serem. Tapi perjaanan kesana worth it banget, karena aku bisa melakukan apa yang orang lain belum tentu bisa lakukan. Setelah naik, menyebrang dengan flying fox, tidur di ketinggian, dan saat bangun melihat langsung pemandangan jurang” Ujar Amanda.

Nantinya, akan dibangun sembilan Skylodge lainnya di berbagai titik ketinggian, dengan menyuguhkan pemandangan yang eksotis dengan fasilitas standar hotel yang tentunya sudah diuji keamanannya.

"Pokoknya 3 kata buat mendeskripsikan ini semua, gokil, keren, hancur! Dari sini aku belajar, bawah kehidupan tuh kayak gini butuh perjuangan untuk sampai ke atas, makanya di atas sepi karena orang yang mau manjat itu memang susah dan berat," tutup Amanda.

Tertarik dengan pengalaman Amanda?

Buat kamu yang ingin memacu adrenalin dengan menginap di Skylodge, bisa merogoh kocek dengan harga Rp4 juta per malamnya. 

Tidak perlu khawatir, fasilitas yang disediakan Skylodge sudah mengikuti standar keamanan internasional.


Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co