Penasaran Cita-cita Akan Tercapai Atau Tidak? Batu ini Punya Jawabannya

18 Maret 2019 01:00

GenPI.co - Destinasi wisata dengan story telling yang unik selalu jadi magnet. Salah satunya adalah Batu Angkek-angkek. Belokasi di di Jorong Balai Tabuah, Nagari Tanjung, Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanahdatar, obyek wisata ini diyakini bisa meramal keinginan atau cita-cita seseorang tercapai atau tidak.

Untuk mengetahuinya, ada ritual kecil yang harus pengunjung lakukan. Seseorang yang ingin diramal harus duduk bersila di dekat batu lalu mengangkat batu tersebut dan merangkulnya di atas paha sembari mengucapkan niat alam hati.

Jika batu bisa diangkat, niscaya cita-cita akan tercapai. Sebaliknya, niat diyakini tak bisa terpenuhi kalau batu tak mampu diangkat.

Sepintas, batu tersebut ukurannya tak lebih besar dari penggilingan cabai. Bentuknya pun sederhana, menyerupai tempurung kura-kura. Pada salah satu bagiannya, tergurat lafadz Allah dan Muhammad.

Namun bobot batu itu diyakini bisa berubah-ubah. Beberapa orang mampu mengangkat dengan mudah. Sementara yang lain, bahkan tak mampu walau sekadar menggeser.

Dibantu oleh pengelola Alfi Putra, seorang pengunjung berusaha mengangkat batu di pangkuannya. 

Hal tersebut dimani oleh seorang pengunjung bernama Rahmayeni. Ditemui GenPI.co di lokasi Batu Angkek-angkek, Sabtu (16/3), ia mengaku tak mampu kesusahan mengangkat batu tersebut. “ Padahal kalau dilihat, ukurannya tidak besar,” ujarnya denga raut muka kebingungan.

Alfi Putera, pengelola obyek wisata Batu Angkek-angkek mengatakan, sejak dibuka pada era 80-an, belum pernah direnovasi. Bangunan yang melindungi obyek Batu Angkek-angkek masih sama sejak pertama kali didirikan.

“Saat ini kita butuh jalan, butuh renovasi rumah agar kenyamanan pengunjung terus terjaga, saat ini hanya kondisi seadanya saja,” ujar Alfi.

Padahal menurutnya, potensi obyek wisata ini untuk mendatangkan pengunjung termasuk cukup besar. Puluhan ribu pengunjung datang setiap tahun untuk mencoba mengangkat batu itu. Alfi bahkan mengaku, jumlah kunjungan meningkat hingga 10 persen per tahun.

Alfi mengatakan,  sebagai obyek wisata, Batu Angkek-angkek ini masih populer. Saat liburan lebaran, jumlah pengunjung hingga ribuan per hari. Naik berkali-kali lipat daripada hari biasa yang jumlahnya ratusan dalam satu hari.  Wisatawan dari luar Sumatera Barat pun tak sedikit yang datang.

“Berbanding 60 persen dan 45 persen lah, 60 persen wisatawan lokal dan selebihnya dari luar. Bahkan tak hanya orang biasa, pejabat dari berbagai daerah tetangga pun sering berkunjung,” tambahnya.

Seorang pengunjung sumringah setelah berhasil mengangkat Batu Angkek-angkek di pangkukannya. 

Meski ada keyakinan sebagaimana disebutkan, Alfi menegaskan bahwa batu ini bukanlah sebuah obyek yang mengandung sihir atau semacamnya. “Segala sesuatu harus tetap bersandar pada Allah semata, "ia menuturkan.

“Namun, kita tegaskan, batu ini bukanlah batu yang harus dipercayai, batu ini tetap lah sebuah batu tanpa bisa memberikan dan menyampaikan sesuatu. Jadi batu ini tidak harus dipercayai, karena untuk segala sesuatu tetap harus bersandar kepada Allah,” ujarnya.

Untuk saat ini, sebut Alfi, pengelolaan batu tersebut masih bersifat pribadi. Setiap pengunjung dikenakan  retribusi sebesar  Rp2 ribu. “Namun kita tetap berada di bawah perhatian pihak nagari. Kita berharap agar instansi terkait dari Pemda memberikan perhatian, karena ini adalah potensi yang bisa kita banggakan,” pungkasnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co