GenPI.co - Kawasan Tambakrejo akan segera disulap menjadi desa wisata perahu. Pasalnya kelurahan di ujung utara Kecamatan Gayamsari, Semarang ini juga garis pantai yang dapat dimanfaatkan untuk berwisata.
Menurut tokoh setempat Rohmadi, wisata ini akan menggabungkan beberapa unsur sekaligus. Namun yang utama adalah paket naik perahu.
“Wisata Perahu merupakan wisata yang memberikan hiburan untuk para pengunjung agar bisa menikmati suasana naik perahu di sungai Banjir Kanal Timur yang juga akan segera rampung proses normalisasinya, lalu pengunjung dibawa dengan perahu sampai laut,” terangnya.
Dijelaskan, Semarang memiliki garis pantai yang cukup panjang. Selama ini, pemanfaatan pesisir untuk berwisata kurang dioptimalkan.
Karenanya ia berharap, hadirnya agro wisata laut ini dapat menjadi alternatif wisata. Apalagi harga paket yang ditawarkan cukup murah yakni hanya Rp10 ribu per orang.
“Untuk sementara, waktunya hanya dibuka tiap kali ada event saja, misal kalau ada agustusan, Pasar Tiban dan event-event yang lain,” tukasnya.
Rohmadi mengakui keterbatasan dana pengelolaan dan SDM menjadi kendala. Karenanya, paket ini hanya tersedia pada momen tertentu atau dengan pemasanan sebelumnya.
Diharapkan kehadiran rintisan desa wisata ini dapat mengangkat ekonomi masyarakat. Karenanya pemerintah diharapkan melihat ikhtiar warga yang ingin memajukan warga Tambakrejo.
“Jika nanti ada banyak bantuan khususnya bantuan secara finansial, tidak menutup kemungkinan Wisata Perahu akan dibuka sesering mungkin,” tuturnya.
Wisata perahu yang berada di Tambakrejo ini sudah tentu akan memberikan pengalaman bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang kehidupannya selama ini jauh dari laut dan pantai. Destinasi baru ini diyakini bakal memberikan alternatif wisata dan pengalaman baru bagi masyarakat.
Selain perahu, kawasan Tambakrejo juga memiliki potensi wisata reliji. Hal ini ditunjang dengan keberadaan makam Syeikh Maulana Jumadil Kubro. Ia dipercaya merupakan guru atau pendahulu Wali Songo dalam menyebarkan agama Islam di Jawa ini.
Selain itu, juga terdapat industri pengolahan bandeng presto. Warga bahkan sudah membentuk cluster makanan ringan untuk saling berkoordinasi sekaligus menyiapkan diri jika nanti memang sudah menjadi daerah tujuan wisata.
Dengan semakin banyaknya rintisan desa wisata, diharapkan ekonomi warga terus bergulir sehingga kesejahteraan dapat tercapai melalui sektor ini.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News