GenPI.co - Sebelum mempersiapkan pernikahan, pasangan kekasih harus membuat perencanaan dan persiapan yang matang. Tidak hanya persiapan fisik, tetapi juga persiapan mental.
Sebab, diperlukan mental yang kuat dan siap untuk menjalani bahtera rumah tangga. Hal ini diperlukan, sebab berbagai perubahan akan terjadi setelah menikah, seperti gaya hidup, pola pikir, tugas, dan kewajiban.
Untuk itu, sebelum memulai persiapan menikah, ada beberapa hal yang wajib kamu diskusikan dengan pasangan.
Daftar berikut akan membantumu memutuskan apakah kamu sudah yakin akan menghabiskan sisa hidup bersama si dia atau tidak.
1. Visi-Misi
Jauh sebelum melakukan persiapan menikah, baiknya kalian harus duduk bersama untuk membicarakan visi-misi pribadi.
Apa keinginan dan cita-citamu 5 tahun, 10 tahun, atau bahkan 20 tahun ke depan? Bagaimana dengan pasanganmu, apakah ia memiliki visi-misi serupa?
Kalau berbeda jauh, bisakah kalian menyelaraskan perbedaan misi satu sama lain?
2. Sifat Pasangan
Setelah sekian lama berhubungan, tanyakan sungguh-sungguh pada diri sendiri, apakah kalian sudah compatible satu sama lain?
Adakah sifat pasangan yang masih sering membuatmu tidak sreg? Inilah mengapa penting untuk benar-benar mengenal pasangan sebelum memulai persiapan menikah.
Rumah tangga kalian akan berjalan dalam ukuran dekade, bukan lagi bulan atau tahun seperti saat pacaran.
Kalau masih banyak sifat pasangan yang jadi pet peeves buatmu, bagaimana kamu akan menoleransinya dalam jangka waktu lama nanti?
3. Hubungan dengan Keluarga
Bagaimana hubunganmu dengan keluarga pasangan? Bagaimana hubungan pasangan dengan keluarganya sendiri? Hal ini akan sangat berpengaruh.
Secocok apa pun kamu dengan dia, kalau kalian tak bisa merasa cocok dengan keluarga, terutama orangtuanya, semua akan sia-sia.
Hubungan si pacar dengan keluarga juga bisa memberi banyak gambaran tentang situasi rumah tangga di masa depan nanti, lho.
4. Punya Anak atau Tidak?
Pasanganmu ingin punya anak, tidak? Ini penting untuk dibicarakan. Zaman sekarang, sudah banyak perempuan yang tidak ingin punya anak karena berbagai alasan.
Berapa jumlah yang diinginkan? Pikirkan juga rencana membesarkan anak nanti: Bagaimana mengumpulkan biaya pendidikan, bagaimana pembagian peran orangtua (apakah pacarmu keberatan mengganti diaper bayi atau bangun bila anak menangis saat tengah malam?), cara sosialisasi identitas (agama, seksualitas, dan lain-lain), hingga jarak umur antarsaudara.
Jangan sampai hal seputar anak jadi sumber persoalan di kemudian hari. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News