GenPI.co - Dalam video edukasi yang diunggah di YouTube pada 9 Desember 2021, seksolog klinis Zoya Amirin mendapat pertanyaan dari seorang netizen yang suka booking perempuan.
Sang netizen merasa telah terjerat dalam kebiasaan buruk itu dan ingin membebaskan diri melalui saran dari Zoya.
Untuk kebiasaan buruk apapun, termasuk suka booking perempuan atau adiksi pornografi, Zoya mengingatkan bahwa tidak ada solusi yang instan.
“Tidak ada jawaban saya yang dalam hitungan menit ini menyelesaikan kebiasaan yang sudah puluhan tahun,” katanya.
Sebagaimana seseorang mulai sedikit-sedikit melakukan kebiasaan buruk, orang itu juga harus memiliki perjuangan sama untuk mengikisnya sedikit demi sedikit dan menghilangkannya.
Zoya pun memberikan beberapa poin yang diharapkan bisa menjadi pengertian dalam menyelesaikan masalah.
“Salah satunya adalah harus memiliki motivasi yang kuat untuk berhenti,” katanya.
Meski tampak sederhana, Zoya mengatakan bahwa banyak orang yang gagal dalam proses tersebut karena tidak memiliki motivasi yang kuat.
“Kemudian, carilah alasan yang menguatkan diri kamu sehingga kamu itu punya goal oriented,” lanjut dia.
Dia kemudian menyitir teori Wendy Maltz, seorang seksolog kenamaan dan terapis, yang menyebut manusia bahwasannya memiliki energi yang netral.
Interaksi dengan hal-hal di luar sana memengaruhi apakah energi itu menjadi positif atau malah negatif.
Aktivitas booking perempuan dan kebiasaan buruk lainnya memiliki sifat impersonal sehingga mengubah energi netral menjadi negatif.
Dalam kaitan dengan itu, Zoya menerangkan bahwa manusia hidup di masa lalu, masa sekarang, dan masa depan.
“Masa lalu benar atau salah biar jadi pembelajaran yang kita petik, supaya kita hidup dalam keputusan yang terbaik dan bijaksana buat diri kita ke depannya,” katanya.
Jika keputusan di hari ini adalah berhenti booking perempuan, maka untuk menjalani hari-hari mendatang, kamu tahu alasan mengapa dirimu memutuskan berhenti melakukan itu.
Zoya juga menegaskan bahwa jika seseorang booking perempuan, maka dia sedang menjual maskulinitasnya sebagai seorang laki-laki.
Karena, laki-laki yang maskulin ingin menikmati aktivitas ranjang yang dia perjuangkan. Artinya ada upaya pendekatan, rayuan, dan atau foreplay, hingga sampai pada titik itu.
“Hal-hal ini membuat laki-laki ketika mendapatkan apa yang dia inginkan dari perempuan, maka dia akan menikmatinya,” ucap Zoya.
Berbeda dengan booking perempuan, yang jauh dari kehangatan dan cinta lantaran terjadi karena ada unsur uang di dalamnya.
“Usahakan untuk memiliki motivasi kuat dulu, sehingga ketika ada keinginan untuk booking perempuan lagi, kamu akan berpikir; ‘oh aku nggak akan dapat dong cinta yang sesungguhnya,” pungkas Zoya Amirin.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News